Selasa, 17 Juni 2014

Tabur tuai..

Ibdh. Fellowship, Minggu 15 Juni 2014

Hakim-hakim 21:1-5
Suku Benyamin dapat tetap hidup

Pasal ini terbagi 4:
1.       Israel menangisi s. Benyamin, ay.1-3
2.       Israel mendirikan medzbah bagi Tuhan, ay.4-5
3.       Israel mencarikan isteri bagi s. Benyamin, ay.6-24
4.       Israel hidup tanpa raja, ay.25

Pada minggu yang lalu kita telah belajar mengenai bagian pertama yaitu Israel menangisi s. Benyamin Gambaran dari kehidupan kita yang banyak kali menangisi suatu masalah, seperti yang dikatakan dalam Pengkhotbah yang mana segala sesuatu ada waktunya, ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa dsb.

2. Israel mendirikan medzbah bagi Tuhan, ay.4-5
Jadi jika kemarin kita menangis dan tidak ada jawaban maka hari ini mari kita merubah! Dengan membangun medzbah bagi Tuhan. Seperti yang dilakukan oleh bangsa Israel yang sudah berhari-hari menangis tapi tidak ada jawaban dari Tuhan sehingga akhirnya mereka membangun medzbah bagi Tuhan.
Tuhan mau lebih dari tangisan, IA member jawab saat ada medzbah artinya ada medzbah korban bakaran yaitu pertobatan.
Jika saat ini kita punya masalah dan kita sudah datang menangisi masalah itu dihadapan Tuhan tapi belum  ada jawaban maka bertindaklah untuk interopeksi diri dan bertobat dengan mohon ampun, memberi pengampunan, tinggalkan marah, tinggalkan benci maka Tuhan akan memberi jawab dan bertindak bagi kita.

Yang dipersembahkan diatas medzbah; keluaran 29:15 Kemudian haruslah kauambil domba jantan yang satu, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala domba jantan itu. 29:16 Haruslah kausembelih domba jantan itu dan kauambillah darahnya dan kausiramkan pada mezbah sekelilingnya. 29:17 Haruslah kaupotong-potong domba jantan itu menurut bagian-bagian tertentu, kaubasuhlah isi perutnya dan betis-betisnya dan kautaruh itu di atas potongan-potongannya dan di atas kepalanya. 29:18 Kemudian haruslah kaubakar seluruh domba jantan itu di atas mezbah; itulah korban bakaran, suatu persembahan yang harum bagi TUHAN, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.
Yesus sudah lebih dahulu mempersembahkan diriNya bagi kita, saat ini kitapun bagaikan domba jantan pertama ini sebagai tanda penyerahan diri sepenuh dihadapan Tuhan.
Untuk menyerah penuh kepada Tuhan maka kita serahkan semua baik tubuh jiwa dan roh kita menjadi sasaran pedang Firman agar mengalami pembersihan/ penyucian sepenuhnya.

Jadi hari ini Tuhan mau bukan sekedar air mata tapi Tuhan mau pertobatan yang sungguh-sungguh lahir dari kehidupan kita, inilah persembahan yang kudus dan berkenan dihadapan Tuhan.
Mari selesaikan semua rasa yang tersimpan didalam hati kita, baik itu amarah, dendam, kebencian dsb,,, selesaikan semua, bakar habis sampai tidak tersisa lagi.

Saat kita mempersembahkan diri diatas medzbah maka kita akan menghadapi 2 kekuatan yaitu pedang dan api. Ini adalah kuasa Firman dan Roh Kudus. Sehingga ditengah-tengah proses dimana kita memotong segala tabiat daging kita, kita mengalami kekuatan dan penghiburan dari Roh Kudus dan hasilnya kita menjadi harum dihadapan Tuhan.

21:5 Pada waktu itu berkatalah orang-orang Israel: "Siapakah dari seluruh suku Israel yang tidak ikut datang dengan jemaah ini untuk menghadap TUHAN?" Sebab mereka telah bersumpah dengan sungguh-sungguh mengenai orang yang tidak datang menghadap TUHAN di Mizpa, demikian: "Pastilah ia dihukum mati."
Pertobatan adalah pilihan. Artinya manusia itu diberi kesempatan untuk dapat memilih mau bertobat atau tidak.
Yeh 33:7 Dan engkau anak manusia, Aku menetapkan engkau menjadi penjaga bagi kaum Israel. Bilamana engkau mendengar sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka demi nama-Ku. 33:8 Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat, engkau pasti mati! -- dan engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. 33:9 Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu supaya ia bertobat dari hidupnya, tetapi ia tidak mau bertobat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu. 33:10 Dan engkau anak manusia, katakanlah kepada kaum Israel: Kamu berkata begini: Pelanggaran kami dan dosa kami sudah tertanggung atas kami dan karena itu kami hancur; bagaimanakah kami dapat tetap hidup? 33:11 Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?
                Jika kita mau bertobat maka akan memperoleh keselamatan dan hidup tapi jika tidak mau bertobat maka akhirnya akan mendapatkan kematian selamanya.

Galatia 5:13 Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.
Terkadang kita salah mempergunakan waktu dan kebebasan yang Tuhan berikan dengan melakukan perbuatan dosa sehingga kita sendiri merasakan akibat dari dosa itu.
Oleh sebab itu bertobatlah agar kebebasan yang Tuhan berikan bukan lagi untuk dosa tapi kebebasan yang Tuhan beri kita gunakan untuk melayani.

21:4 Keesokan harinya pagi-pagi maka bangsa itu mendirikan mezbah di situ, lalu mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan.
                Ini mengenai persembahan kepada Tuhan. Dan persembahan yang dikehendaki Tuhan saat ini adalah mempersembahkan seluruh kehidupan kita.
                Persembahan atau pemberian sama halnya juga dengan menabur. Apa yang kita tabur saat ini?
Jika kita menabur maka pasti hukumnya untuk menuai, sehingga jika kita mau menuai sesuatu maka kita harus menabur lebih dulu.
Perhatikan benih yang ditabur, sangat kecil tapi saat tuai tiba maka yang dituai sangat besar.
Lukas 10:2 Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.(yoh 12:24)
Jika hidup kita, kita tabor diladangnya Allah maka kelak kita akan menuai yang besar. Berilah (tabur) hidupmu diladangnya Tuhan.
Fakta yang mendukung terjadinya tuaian:
a.       Benih. Benih disini adalah diri kita, benih itu adalah talenta yang kita miliki, benih itu adalah waktu kita dsb. Jika ini diberikan bagi Tuhan maka nantikan tuaian besar dari Allah.
Waktu atau proses sampai tiba masa tuai. Artinya jika saat ini kesempatan Tuhan berikan bagi kita untuk menyerahkan hidup bagi Tuhan maka jangan kita tunda-tunda waktu lagi. Jika kita tunda waktu maka tuaianpun tertunda.
b.      Tanah. Tanah dimana benih itu ditabur haruslah tanah yang baik. Ini gambaran dari lingkungan kita berada, ada lingkungan yang dapat menerima Firman dengan baik, ada yang tidak mau menerima dsb.
Maz 1:1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
Ibr 6:7 Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah;
c.       Benih harus disebar. Benih itu ada tapi jika tidak mau disebar maka percuma, artinya dimanapun kita berada biarlah kita menjadi berkat bagi orang sekeliling kita.
d.      Tinggal tenang; Mrk 4:26 Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, 4:27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. 4:28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. 4:29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."
Saat kita selesai menabur maka sangat penting bagi kita untuk tenang (tidur) karena akan tiba hari mala mini bicara soal tantangan tapi kita tidak perlu kuatir karena sebagaimana setelah malam pasti ada pagi hari begitu juga Tuhan ingin kita tenang karena setelah tantangan datang pasti akan berlalu dan yang ada adalah harapan baru yaitu tuaian yang besar.

Amin.


By. Pdt. Rudolf Labok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar