Kamis, 27 Februari 2014

Kemana, kemana? Tujuan akhirmu?

Ibdh. Fellowship, Minggu 23 Februari 2014

Hakim-hakim 19:20-30
Perbuatan Noda diGibea

Kita ketahui bersama bahwa gundik ini berasal dari suku Yehuda, suaminya dari suku Lewi dan yang melakukan noda itu adalah suku Benyamin jadi hal ini terjadi diantara saudara bersaudara dan kejadian ini sangat keji dan baru terjadi (ay. 30).
Kitab Hakim-hakim ini bersuasana perang atau suasana pergumulan tapi hal ini terjadi diKanaan yang arti rohaninya adalah kegerakan Roh Kudus hujan akhir, diKanaan ini terdapat susu dan madu yang melimpah tanda suatu kekayaan dan kesejahteraan. Sedangkan jika dikaitkan dengan Tabernakel maka secara keseluruhan kitab ini terkena pada Pintu Kemah yang mmemiliki 5 tiang dan tirainya yang memiliki 4 warna yang menggambarkan 4 sifat Yesus. Tiang pintu kemah  ini gambaran dari 5 jabatan dalam pelayanan. Dan pelayanan ini dijalani oleh suku Lewi, baik memasang Tabernakel maupun membongkarnya sesuai dengan perintah Tuhan.

Ay. 20 Lalu berkatalah orang tua itu: "Jangan kuatir! Segala yang engkau perlukan biarlah aku yang menanggung, tetapi janganlah engkau bermalam di tanah lapang kota ini."
Kisah ini terjadi dalam nikah seorang Lewi ini saat mereka hendak kembali kerumahnya jadi hal ini terjadi ditengah jalan, artinya saat ini kita gereja Tuhan sedang dalam perjalanan menuju tujuan kita untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Ditengah jalan ini banyak hal yang bisa terjadi yang bisa menentukan apakah kita akan sampai tujuan dengan selamat atau tidak.
Jika kita seorang pemabuk, penjahat dsb maka kita adalah kawan iblis tapi jika orang yang takut akan Tuhan dan sedang berjalan dalam jalan Tuhan maka kita menjadi incaran iblis karena iblis tidak mau kita mencapai tujuan akhir yaitu ia tidak ingin kita mencapai keslamatan jiwa. 1 Petrus  1:8-9 Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, (9) karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
Saat kita berjalan dalam iman atau dalam percaya kita kepada Tuhan maka iblis sangat tidak senang. Karena jika kita telah memperoleh keselamatan maka kita adalah milik Tuhan.
1 Petrus 1:6-7 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. (7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Tapi perhatikan! Dalam kita hendak mencapai tujuan iman kita maka kita akan melewati berbagai-bagai tantangan dan rintangan (salib). Sehingga bagi daging kita merasa sangat tidak enak tapi jika kita merenungkannya maka Salib itu sangat indah jika hadapi dengan iman walaupun konsekuensi dari Salib itu adalah air mata. Seperti yang dialami oleh Lewi ini yang harus kehilangan istrinya.
Cobaan dan rintangan itu merupakan ujian bagi iman kita karena Tuhanpun ingin melihat sejauh mana iman kita kepadaNya. Jika iman kita sungguh-sungguh kepada Tuhan maka pada hari Tuhan kita akan menyongsong DIA dan kita memperoleh puji-pujian dari Tuhan.
Jadi saat ini jika dalam perjalanan,  kita menghadapi masalah maka biarlah kita menyelesaikannya agar tidak menghambat perjalanan kita mencapai tujuan.

AY. 22 Tetapi sementara mereka menggembirakan hatinya, datanglah orang-orang kota itu, orang-orang dursila, mengepung rumah itu. Mereka menggedor-gedor pintu sambil berkata kepada orang tua, pemilik rumah itu: "Bawalah ke luar orang yang datang ke rumahmu itu, supaya kami pakai dia."
Kehidupan dursila adalah orang-orang yang dikuasai oleh kejahatan dan kenajisan. Contohnya seperti dalam 1 Samuel 2:12 Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN,
Perhatikan! Jangan sampai kita seperti anak-anak Imam Eli ini,  jika digereja kita dikenal sebagai orang yang saleh dan yang melayani Tuhan maka jangan sampai diluar kita adalah orang yang jahat, pemabuk, pezinah dsb (sangat dursila).
Kejahatan anak Imam Eli adalah: Ay. 16 Apabila orang itu menjawabnya: "Bukankah lemak itu harus dibakar dahulu, kemudian barulah ambil bagimu sesuka hatimu," maka berkatalah ia kepada orang itu: "Sekarang juga harus kauberikan, kalau tidak, aku akan mengambilnya dengan kekerasan.“ Ay. 17 Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah korban untuk TUHAN. Ay. 22Eli telah sangat tua. Apabila didengarnya segala sesuatu yang dilakukan anak-anaknya terhadap semua orang Israel dan bahwa mereka itu tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan,

(ay. 22)......mengepung rumah...... Artinya kita anak Tuhan harus waspada dimanapun kita berada karena kejahatan dan kenajisan ini bisa saja mengepung rumah kita atau menyerang nikah kita .
Satu hal yang dijaga yaitu pintu rumah kita, jangan sampai kita buka. Seandainya pintu tetap tertutup maka hal keji itu tidak akan terjadi.
Rumah disini gambaran dari Penggembalaan, jika kita tetap dalam penggembalaan maka hidup nikah kita dan pribadi kita akan tetap terjaga kesuciannya tapi jika kita keluar dari penggembalaan maka kita akan diserang oleh berbagai kejahatan dan kenajisan sehingga hidup kita dan nikah kita hancur.
Orang dursila digambarkan Firman Tuhan seperti anjing dan babi yang tidak menghargai barang yang berharga. Jadi orang-orang yang tidak lagi menghargai Firman Tuhan termasuk dalam orang-orang dursila.

(ay. 22).......pemilik rumah...... Sebuah rumah itu ada pemiliknya. Seorang pemilik rumah bertanggung jawab atas keselamatan semua orang yang ada dalam rumah itu.

Ay. 23 Lalu keluarlah pemilik rumah itu menemui mereka dan berkata kepada mereka: "Tidak, saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat; karena orang ini telah masuk ke rumahku, janganlah kamu berbuat noda.
Siapa pemilik rumah itu? Ibrani 3:5-6 Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, (6) tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.
Jadi pemilik rumah itu adalah Yesus. Jika Yesus pemilik rumah maka IA akan berani berkata TIDAK terhadap dosa. Kita akan aman jika pemilik rumah itu adalah Yesus. Dalam pembahasan ini rumah disini gambaran dari hidup kita (1 korintus 3:16-17, 6:19-20).
Jika kita menjadikan Yesus kepala yang mengepalai hidup kita maka kita akan berani berkata TIDAK pada perbuatan dosa!

........mengedor-ngedor pintu......... Saat seperti apa kita harus membuka pintu itu kita harus jeli, jika yang mengetuk pintu itu adalah Firman maka bukalah pintu, jika yang mengetuk pintu adalah Roh Kudus maka bukalah pintu, jika yang mengetuk pintu adalah orang yang membutuhkan pertolongan maka bukalah pintu tapi jika yang mengetuk pintu adalah iblis maka jangan sekali-kali membuka pintu. Yang utama disini adalah kita haru tahu siapa yang mengetuk pintu. Agar kita tidak salah membukakan pintu.
Ingat iblispun bisa memakai cara yang halus agar kita membuka pintu rumah kita jadi hati-hati! Kita harus benar-benar tahu dulu siapa yang mengetuk pintu.

Ay. 25 Tetapi orang-orang itu tidak mau mendengarkan perkataannya. Lalu orang Lewi itu menangkap gundiknya dan membawanya kepada mereka ke luar, kemudian mereka bersetubuh dengan perempuan itu dan semalam-malaman itu mereka mempermainkannya, sampai pagi. Barulah pada waktu fajar menyingsing mereka melepaskan perempuan itu.
..........tidak mau mendengarkan........... Kita harus mendengarkan perkataan Firman.
Dalam ayat ini kita bisa tahu siapa sebenarnya penyebab kehancuran hidup gundik ini. Sang pemilik rumah berusaha mempertahankan keadaan agar tidak terjadi noda tapi Lewi itu sendirilah yang menangkap isterinya dan diserahkan kepada orang-orang dursila.
Banyak kali dalam hidup kita Tuhan berusaha untuk mempertahankan hidup kita agar tetap suci dihadapan Tuhan tapi kita sendiri yang menyerahkan hidup kita diperkosa oleh iblis. Saat kita ijinkan pintu pancaindera kita dibuka baik itu lewat mata, kita ijinkan mata kita melihat hal yang tidak suci maka kita sedang diperkosa iblis! Akhirnya kita mengalami kematian rohani.
Matius 5:27-28 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. (28) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Semua panca indera kita merupakan pintu dalam hidup kita. Dengan mendengar, melihat, berucap, berpikir, berbuat yang salah maka kita sudah membuka pintu hidup kita bagi kejahatan dan kenajisan sehingga kita dalam keadaan diperkosa. Oleh sebab itu hati-hati dalam mendengar, melihat, berpikir, berbuat dan berucap.

Mengapa sasarannya adalah perempuan?
1 Petrus 3:7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
Karena perempuan merupakan wadah yang peling lemah menurut Firman Tuhan. Jadi lihatlah iblis mencari sassaran yang lemah.
Perempuan ini gambaran dari gereja Tuhan,  sehingga dimata Tuhan kita ini wadah yang lemah. Dan iblis berusaha mencari kelemahan kita sehingga kita butuh perlindungan dan satu-satunya yang mampu melindungi kita adalah Yesus.
Kita harus menyadari bahwa hidup kita ini lemah tanpa Tuhan, jadi biarlah kita tetap dalam penggembalaan karena hanya dekat dan hanya dalam Tuhanlah kita bisa kuat, hanya dalam Yesus kita bisa bertahan dan tidak jatuh dalam dosa.
1 korintus 7:5 Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak.
Kita manusia wadah yang lemah, tidak akan tahan diuji, dicoba.  Sebagai suami isteri secara jasmani kita perlu menanamkan kesepakatan dalam nikah agar tidak jatuh atau nikah itu tidak rusak. Dalam hal rohani maka sangat kita berjaga-jaga agar jangan sampai kita jauh dari Tuhan agar jangan gelap seluruh tubuh kita.
Efesus 5:22
Kasih merupakan dasar, jika nikah kita didasari dengan kasih maka nikah itu akan terus terikat dan tidak mudah dihancurkan.
Ciri-ciri dari kasih dalam nikah:
  1. Isteri Tunduk terhadap suami (ay.22)
  2. Suami menyelamatkan isteri (ay.23)
  3. Rela berkorban (ay.25)
  4. Tidak ada noda, semua disucikan yaitu seluruh pancaindera (ay. 26)
Jadi pertahankan hidup kita dalam penggembalaan agar terus menerima Firman Allah yang mengontrol hidup kita agar tetap suci kudus bagi Tuhan.
Amin

By. Pdt. Rudolf Labok

Hanya Nama Yesus...

Ibdh. PA. Kamis, 20 Februari 2014
Kisah Rasul 3:1-10
Petrus menyembuhkan orang lumpuh


Ay. 5 Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. (6) Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!"
                Petrus tidak memiliki apa-apa (berupa materi), artinya dalam melayani Tuhan jangan kita mengharapkan untuk memiliki harta yang melimpah tapi biarlah secara rohani kita kaya dalam Kristus karena memiliki Nama Yesus. Sebagai Hamba Tuhan jangan dipusingkan dengan materi karena pasti Tuhan akan memenuhi segala kebutuhan. Yang penting sekarang bagaimana kita memiliki Yesus sepenuhya.
                Orang yang lumpuh ini kesehariannya tidak lagi mengharapkan kesembuhan sebab apa yang dia alami ini sudah berlangsung lama bahkan sejak ia lahir sehingga untuk mengharapkan kesembuhan saja sudah tidak sehingga yang ia fokus dalam kehidupannya hayalah memohon sedekah. Tapi perhatikanlah dalam kehiduapan kita hal ini sering terjadi yaitu apa yang tidak kita pikirkan tapi itulah yang disediakan Tuhan.
1 Kor 2:9 Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."
                Dalam kita melayani Tuhan jangan sekali-kali kita mengharapkan sesuatu dari manusia dan jangan sekali-kali kita menggantungkan hidup kita pada harta kekayaan. Itu hanyalah penunjang dalam kita melayani karena sebagai manusia kita butuh makanan, minuman dsb tapi bukan berarti itu segalanya dalam melayani.
                Perhatikan orang lumpuh ini, sudah tidak berdaya tapi hidupnya hanya tertuju pada harta. Lihatlah hidup kita apakah seperti orang lumpuh ini? Sudah tidak bersaksi, tidak melayani, tidak memuji Tuhan dsb alias lumpuh rohani tapi masih lebih lagi mengharapkan harta kekayaan.
1 Timotius 6:17 Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. (18) Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi (19) dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya.
                Biarlah kita kaya dalam kekayaan Kristus diantara lain adalah KAYA DALAM PERKATAAN. Kolose 3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. (17) Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
Apakah perkataan kita adalah perkataan dalam kekayaan Kristus atau perkataan kita hanya berdasarkan hikmat manusia saja? Jika hanya berdasarkan hikmat manusia maka perkataan kita tidak akan menghasilkan pertobatan yang sungguh dalam sidang jemaat tapi sebaliknya jika perkataan kita mengandung kekayaan Kristus maka lewat perkataan itu akan melahirkan mujizat.
(6) Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!“ (7) Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu.
Ayat  6 ini masih dalam batasan teori tapi pada ayat yang ke 7 itu sudah merupakan praktek dalam pelayanan. Sehingga pelayanan Petrus dan Yohanes ini perlu kita contohi.
Mereka mengulurkan tangan artinya pelayanan kita harus sampai bisa sidang jemaat merasakan sentuhan, sebab inilah kunci dimana orang lumpuh ini bisa berdiri. Jadi pada intinya pelayanan kita jangan hanya teori tapi juga prakteknya yaitu melayani sampai orang lain bisa bangkit dan berdiri.
Petrus membantu orang lumpuh itu sampai berdiri, setelah mata kakinya kuat maka dengan sendirinya orang itu berjalan mengikuti mereka sambil melompat. Artinya sebagai Hamba Tuhan kita membawa sidang jemaat berdiri sampai kuat dalam Firman (mata kakinya kuat) untuk berjalan maju itu tinggal urusan pribadi masing-masing sehingga Tuhan membawa kita menjadi sidang jemaat dan Hamba Tuhan yang mandiri, kuat, dewasa, tidak lagi didorong-dorong untuk beribadah tapi dengan sendirinya berjalan maju.

(8) Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah.
Dalam beribadah adakalanya kita melihat orang memuji Tuhan sambil melompat-lompat, hal ini perlu kita cermati, jika itu dilakukan dalam kuasa Roh Kudus maka jangan sampai kita menghina tapi jika dilakukan dalam daging maka kita minta hikmat dari Tuhan untuk dapat menghentikannya.

(9) Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah, (10) lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya.
Ini mengenai cara pandang. Biasanya manusia itu hanya melihat orang lain tapi tidak melihat keadaan dirinya sendiri. Perhatikan! Jangan lagi kita melihat orang lain apalagi melihat masa lalunya, tapi biarlah kita melihat pekerjaan Tuhan yang terjadi dalam kehidupan orang tsb yang menjadi kesaksian yang baik. Begitu juga bagi kita, jangan lagi kita memandang pada masa lalu kita tapi biarlah kita membawa hidup kita untuk dibaharui oleh Tuhan.
Amin.
By. Pdt. Rudolf Labok



Patokan Hidup Dalam Melangkah

Ibdh. Fellowship, Minggu 16 Februari 2014
Hakim-hakim 19:8-21
Ay.8-9 Pada hari yang kelima, ketika ia bangun pagi-pagi untuk pergi, berkatalah ayah perempuan muda itu: "Mari, segarkanlah dirimu dahulu, dan tinggallah sebent
ar lagi, sampai matahari surut." Lalu makanlah mereka keduanya. (9) Ketika orang itu bangun untuk pergi, bersama dengan gundiknya dan bujangnya, berkatalah mertuanya, ayah perempuan muda itu, kepadanya: "Lihatlah, matahari telah mulai turun menjelang petang; baiklah tinggal bermalam, lihat, matahari hampir terbenam, tinggallah di sini bermalam dan biarlah hatimu gembira; maka besok kamu dapat bangun pagi-pagi untuk berjalan dan pulang ke rumahmu."

Sebagai anak Tuhan maka kita harus memiliki patokan hidup atau pedoman/ contoh bahkan teladan agar tidak salah melangkah, tidak asal melayani. Saat ini apakah yang menjadi pedoman dalam kita menjalani hidup ini?
Pada ayat 9 diatas seorang ayah ini gambaran dari gembala sidang, Ia menyarankan untuk melangkah pada siang hari dimana matahari masih menyinari bumi Pengkhotbah 11:7 Terang itu menyenangkan dan melihat matahari itu baik bagi mata; Mzr 84:12-13 Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela. (13) Ya TUHAN semesta alam, berbahagialah manusia yang percaya kepada-Mu!
Tuhan bagaikan matahari, sehingga jika memandang matahari itu baik bagi mata kita maka biarlah yang menjadi pandangan mata kita atau patokan hidup kita adalah Tuhan. Jika kita memandang Tuhan maka kita tidak akan pernah kecewa.
Tuhan bukan hanya sebagai matahari tapi juga sebagai perisai yang menjaga nikah kita, membentengi setiap kehidupan kita agar kita tidak mudah jatuh kedalam dosa. Jika anak muda memiliki patokan hidup maka dimanapun dia berada baik diluar kota maupun jauh dari orang tua tapi karena Tuhan yang menjadi patokan hidupnya maka ia akan terlindungi dari kejatuhan begitu juga dengan suami/ isteri dan siapa saja.
Disini juga kita melihat sosok orang tua yang sangat penting perannya untuk mengajarkan atau mengarahkan anak-anak untuk menjadikan Tuhan sebagai patokan hidupnya agar tidak mudah jatuh kedalam perbuatan dosa. Karena perisai itu yaitu Tuhan untuk melindungi kita dari serangan musuh.
Kehidupan yang menjadikan Tuhan sebagai patokan hidupnya akan merasakan kemuliaan Tuhan, dan Tuhanpun tidak pernah menahan kebaikanNya sebaliknya saat kita sakit IA ada dan menyembuhkan, saat kita membutuhkan maka IA mencukupkan dsb. Sehingga patutlah kita selalu mengucap syukur dan beribadah kepada Tuhan.
Hak 5:31 Demikianlah akan binasa segala musuh-Mu, ya TUHAN! Tetapi orang yang mengasihi-Nya bagaikan matahari terbit dalam kemegahannya. Lalu amanlah negeri itu empat puluh tahun lamanya.
Saat kita mengasihi Tuhan maka hidup kita tidak lagi gelap, tidak lagi kelabu tapi IA akan menjadikan hidup kita terang bersinar.
Jadi matahari disini gambaran dari KASIH.

4 Tahapan matahari:
  1. Mulai turun.
  2. Hampir terbenam.
  3. Sangat rendah.
  4. Sudah tenggelam.
Gbrn dari kasih yang semakin menurun. Perhatikan hidup kita apakah masih melangkah dengan kasih atau tidak! Jika Hamba Tuhan, Imam-imam melayani tanpa hati yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan maka percuma!
Semakin menurunnya kasih itu maka lama kelamaan kasih itu tenggelam dan hilang yang ada kita semakin teggelam bersama dengan keadaan dunia ini.
Yohanes 9:4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja. (5) Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.“
Saat ini selagi masih ada waktu bagi kita maka biarlah kita melayani Tuhan.

Tanda orang yang kasihnya semakin menurun
Ay.11-12Ketika mereka dekat ke Yebus dan ketika matahari telah sangat rendah, berkatalah bujang itu kepada tuannya: "Marilah kita singgah di kota orang Yebus ini dan bermalam di situ.“ (12) Tetapi tuannya menjawabnya: "Kita tidak akan singgah di kota asing yang bukan kepunyaan orang Israel, tetapi kita akan berjalan terus sampai ke Gibea.“

1). Yaitu tidak mau lagi bersekutu dengan orang lain. Melihat sesama sebagai orang asing, saling mencurigai, merasa diri lebih benar dan suci sehingga melihat saudara, teman sebagai musuh sehingga tidak mau bersekutu lagi.
Mrk 9:38-41 Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." (39) Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku.  (40) Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. (41) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya."

2). Tidak lagi diterima atau diresponi oleh orang lain.
Ay. 13 Lagi katanya kepada bujangnya: "Marilah kita berjalan sampai ke salah satu tempat yang di sana dan bermalam di Gibea atau di Rama."
Ay.18 Jawabnya kepadanya: "Kami sedang dalam perjalanan dari Betlehem-Yehuda ke balik pegunungan Efraim. Dari sanalah aku berasal; aku tadinya pergi ke Betlehem-Yehuda dan sekarang sedang berjalan pulang ke rumah. Tetapi tidak ada orang yang mengajak aku ke rumahnya,
Jika kita melayani tidak lagi dengan kasih, tidak lagi melayani dengan kesaksian yang benar alias hidup tidak lagi dalam terang maka percuma karena tidak menjadi berkat bagi orang lain akhirnya kitapun ditolak.

Ay. 19 walaupun ada padaku jerami dan makanan untuk keledai kami, pula roti dan anggur untuk aku sendiri, untuk hambamu perempuan ini dan untuk bujang yang bersama-sama dengan hambamu ini; kami tidak kekurangan sesuatu."
Meskipun kita memiliki segalanya tapi jika kita tidak memiliki kasih maka kita akan tetap ditolak.
Jadi Saat ini yang kita lihat, yang kita pandang adalah Yesus Anak Domba yang mampu menghapus segala dosa kita. (Ibrani 3:1-2) kita pandang DIA sebagai rasul agar kita memiliki hikmat, jika kita memandang DIA sebagai Imam Besar maka kita akan memiliki tahbisan yang benar, kita pandang DIA sebagai pemimpin kita maka IA yang akan memimpin seluruh langkah hidup kita dan kita pandang DIA sebagai Mempelai Pria Sorga yang membawa kita sampai menjadi Mempelai wanita yang sempurna.
Amin.

By. Pdt. Rudolf Labok


Rabu, 12 Februari 2014

Kuasailah Tuhan...

Ibdh. PA, Kamis 6 Februari 2014
Kisah Rasul 3:1-10
Petrus menyembuhkan orang lumpuh
Pasal 3 & 4 ini mengenai Perjalanan Hidup hamba-hamba Tuhan yang harus dikuasai oleh Roh kudus. Kalau Roh kudus menguasai hidup kita maka perjalanan hidup kita akan dipimpin oleh Roh kudus Galatia 5:25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,.
Jika hidup hamba Tuhan atau anak Tuhan itu dipimpin Roh kudus maka perjalanan hidupnya tidak akan menyimpang tapi langkahnya selalu benar, nikahnya benar, kesaksiannya selalu benar karena Roh kudus selalu memimpin pada seluruh kebenaran Allah.
Galatia 5:16-17 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. (17) Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.  (18) Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
Jika kita masih menyimpang, mudah jatuh, lemah terhadap dosa maka itu tandanya bukan Roh Kudus yang memimpin kita tapi yang menguasai kita adalah daging.
Roh dan daging sangat bertentangan, jika isteri dikuasai Roh dan suami dikuasai daging atau sebaliknya maka tidak akan pernah klop, jika orang tua dikuasai Roh dan anak-anak dikuasai daging atau sebaliknya maka tidak akan pernah klop. Jadi biarlah kita semua membawa hidup kita dikuasai oleh Roh kudus.
Adalah lebih baik jika kita menjadi tawanan Roh. Seorang tawanan hidupnya penuh dengan keterbatasan Kisah 20:22-24 Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ (23) selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku. (24) Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.
Seorang yang menjadikan dirinya tawanan Roh tidak lagi menurut apa kata dirinya sendiri, tidak lagi menolak apa yang diperintahkan oleh Roh Tuhan itu sendiri baik itu rasa suka maupun duka. Perlu kita tahu bahwa tujuan kita harus memberi diri untuk menjadi tawanan Roh adalah agar berita injil itu dapat sampaikan bagi banyak orang. Jadi tidak perlu kecil hati jika kita harus menderita karena melayani Tuhan karena upah kita besar disurga. Asal jangan sampai kita menderita karena melakukan perbuatan dosa karena tidak ada upah yang menantinya disurga yang ada hanyalah hukuman.
Roh kudus yang memimpin kita untuk dapat memberitakan Firman Allah dan mendorong kita untuk melakukan segala perintah Tuhan, Roh Kudus mendorong kita untuk terus beribadah.
Ay. 3 Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah.  (4)Mereka menatap dia dan Petrus berkata: "Lihatlah kepada kami.“ (5) Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka.
...melihat.... Artinya setiap aktivitas ibadah yang kita kerjakan pasti dilihat oleh orang lain, dan ketika orang yang punya masalah melihat kelakuan hidup kita yang rohani maka dengan sendirinya iman orang tersebut bisa tumbuh. Seperti yang terjadi saat orang lumpuh diatas melihat petrus dan yohanes masuk kebait Allah, orang lumpuh tersebut merasa ada pengharapkan atau ada sesuatu yang ia rasa dapat ia peroleh.
Jadi jangan kita melihat ibadah itu sebagai suatu rutinitas tapi biarlah kita mengerjakan ibadah itu sebagai aktivitas yang menjadikan kita saksi Allah.
Orang lumpuh diatas mengharapkan sedekah tapi apa yang dia terima tidak sesuai dengan yang ia minta, sebaliknya Tuhan mengerjakan mujizat terjadi bagi dirinya. Artinya Tuhan maha tahu, apa yang tidak kita pikirkan itulah yang IA sediakan, Tuhan melihat bahwa orang lumpuh tersebut  sudah sekian lama selalu mengharapkan sedekah/ uang/ mamon sehingga Tuhan mau melepaskannya dan membebaskannya.
Ay. 4....mereka menatap.... Artinya ada respon. Sebagai hamba Tuhan biarlah kita merespon setiap permohonan bantuan dari jemaat, begitu juga terhadap Firman Tuhan biarlah kita sebagai Hamba Tuhan dan jemaatpun selalu merespon Firman Tuhan, jika kita merespon Firman Tuhan maka kita akan sama-sama mengalami mujizat yang dikerjakan Tuhan.
Jangan sampai kita tidak saling merespon, orang yang punya masalah, orang yang butuh pertolongan, orang yang dalam kelemahan jangan kita tambah menghinakannya tapi biarlah kita turut mengangkatnya, memberi perhatian, saling menolong.
Dalam nikah jika suami/ isteri dalam masalah maka mari kita responi itu baik lewat memberikan dorongan atapun mendoakannya dsb.
Ay. 6 Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!"
Petrus tidak memiliki apa-apa, memang hamba Tuhan itu harus benar-benar bersih dari cinta akan uang, memiliki uang itu tidak apa-apa asalkan jangan kita simpan untuk diri kita sendiri.
Mengapa petrus berkata emas dan perak tidak ada padaku? Karena memang biasanya itu menghambat mujizat terjadi, yang petrus mau orang tersebut tidak mengharapkan uang lagi.
Yang petrus miliki hanyalah Nama Yesus Kristus, seorang hamba Tuhan pegangannya adalah Firman Allah, seorang hamba Tuhan pegangannya adalah Roh kudus, seorang hamba Tuhan pegangannya adalah Nama Yesus, Nama diatas segala nama.
Kis 4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."  Nama Yesus memberikan pengharapan.
Amin.

By. Pdt.Rudolf Labok

Rabu, 05 Februari 2014

Merindu

Ibdh. Fellowship, Minggu 2 Feb ‘14
Hak 19:1-3
                Saat ini kita akan belajar mengenai nikah rohani, bicara soal nikah disini berarti ada dua pribadi yaitu pengantin pria dan pengantin wanita yang merupakan hubungan antara Kristus dan jemaat. Efesus 5:31-32 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. (32) Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Jadi hubungan suami isteri ini harus selalu bersama tidak boleh terpisah kecuali kesepakatan bersama untuk berdoa itupun tidak lama karena ada lucifer yang berusaha untuk mencari cela menceraikan suami dan isteri.
Jadi Lewi gambaran dari Kristus dan gundiknya gambaran dari gereja Tuhan. Tapi perhatikan, gundik dari Lewi ini berlaku serong, jalannya menyimpang atau tidak berlaku setia pada suaminya, dengan kata lain ia sedang jatuh dalam dosa perzinahan.
Apa akibatnya kalau gereja itu serong atau jatuh dalam dosa? Perjalanan hidup yang arahnya tidak lagi menyatu dengan Allah.
Pasal 19 dari kitab hakim-hakim ini terkena Tabut Perjanjian. Ini berbicara pengajaran mempelai dan untuk dapat membuka pengajaran mempelai ini kita membutuhkan kunci dan kuncinya adalah pengajaran tabernakel.
Yang perlu kita perhatikan disini, gundik atau gereja Tuhan mulai berlaku serong, mulai menyimpang dari pengajaran yang benar beralih pada pengajaran sesat yang diajarkan oleh Babel besar yang adalah mempelai palsu.
Ay. 2 Tetapi gundiknya itu berlaku serong terhadap dia dan pergi dari padanya ke rumah ayahnya di Betlehem-Yehuda, lalu tinggal di sana empat bulan lamanya.
Gundik itu pergi kerumah ayahnya diBetlehem-Yehuda. Arah atau langkah perjalanannya ini menurun, artinya kehidupan anak Tuhan yang sebenarnya sudah dalam pengajaran mempelai atau pada tingkat kedewasaan tapi mulai melangkah turun, yaitu kembali lagi pada kerohanian yang kanak-kanak.
Ibrani 5:11Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. (12) Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. (13) Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. (14) Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
Kerohanian yang dewasa membutuhkan Firman yang keras, kuat dan tajam agar kita tidak mudah diombang-ambingkan oleh pengajaran yang palsu.
Ibrani 12:11 Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
Firman yang berupa ganjaran atau teguran yang keras sangat sakit bagi daging kita tapi membawa kita pada kebaikan dan kebenaran serta latihan bagi kita untuk mencapai damai yang sempurna.
(Ibrani 6:1-3 ) Jadi biarlah kita terus mendorong kerohanian kita agar terus naik atau terus maju.
Ay. 2........kerumah ayahnya....... Ay.4 Mertuanya, ayah perempuan muda itu, tidak membiarkan dia pergi, sehingga ia tinggal tiga hari lamanya pada ayah itu; mereka makan, minum dan bermalam di sana.
Selama dirumah ayahnya (ayah jasmani) semua kebutuhan baik makan maupun minum semua tercukupi. Tetapi ingatlah yang Yesus katakan bahwa janganlah kamu kuatir tentang makan dan minum (kebutuhan) tapi carilah dahulu kerajaan Allah maka semua akan ditambahkan bagi kita.
Kerajaan Allah bukan soal makan dan minum tapi kebenaran, sukacita dan damai. Percuma saja jika nikah kita cukup akan segala sesuatu yang jasmani tapi jika tidak ada damai, tidak ada sukacita dan tidak ada kebenaran.
Ayah jasmani ini gambaran dari pekerjaan kita, harta kita dsb. Semuanya bisa menjamin hidup atau kebutuhan kita tapi jangan kita puas dengan semua itu karena itu hanya membawa kita pada kemalangan. Karena memang secara lahiriah ayah jasmani bisa memberi kita semua kebutuhan kita tapi tidak membawa kita pada penyatuan, tidak membawa kita pada satu daging. Karena isteri hanya bisa menyatu dengan suami bukan dengan ayah.
Ay. 3 Berkemaslah suaminya itu, lalu pergi menyusul perempuan itu untuk membujuk dia dan membawanya kembali; bersama-sama dia bujangnya dan sepasang keledai. Ketika perempuan muda itu membawa dia masuk ke rumah ayahnya, dan ketika ayah itu melihat dia, maka bersukacitalah ia mendapatkannya.
Jadi hubungan suami isteri ini harus segera diperbaiki. Bagaikan Salomo yang selalu mendambakan Sulamit, (kidung Agung 6:9, 12-13) ada kerinduan. Begitu juga dalam nikah kita, suatu konflik itu biasa tapi biarlah kita selalu memiliki kerinduan untuk memperbaiki hubungan karena kerinduan itu mampu memulihkan nikah yang bermasalah.
Salomo mengumpamakan Sulamit seperti merpati, artinya seorang suami atau isteri harus mengetahui karakter masing-masing.
Jadi sama seperti Kristus yang begitu merindukan kita untuk kembali padaNya, sekalipun kita telah jatuh bangun dalam dosa namun IA rela turun kedunia dan berkorban menghapus dosa-dosa kita. Maka bagi kita saat ini KEMBALILAH YESUS MERINDUKANMU. Amin.

By. Pdt. Rudolf Labok