Senin, 28 April 2014

Strategi perang

Ibdh. Fellowship, Minggu 27 April 2014

Hakim-hakim 20:28-35
Peperangan orang Israel melawan bani Benyamin

                Peristiwa peperangan ini terjadi diKanaan yang berbicara soal kegerakan Roh Kudus hujan akhir. Saat ini pula kita dijaman akhir ini diperhadapkan dengan peperangan tapi bukan peperangan secara fisik melawan darah dan daging tapi dijaman ini kita gereja yang berada dalam jaman Roh Kudus kita menghadapi peperangan melawan roh-roh jahat yang tidak kita sadari selalu ada disekililing kita.
                Telah kita belajar bersama pada minggu lalu bahwa orang Israel ini gambaran dari gereja Tuhan yang benar-benar hidup rohani dan bani Benyamin gambaran dari gereja yang belum hidup rohani atau tidak sungguh-sungguh dalam pertobatan. Seperti halnya dalam ladang ada tumbuh gandum tapi ada juga tumbuh lalang, seperti dalam hidup kita sehari-hari yang kita dapati contohnya saat kita isteri mau hidup rohani tapi suami hidup dikuasai hawa nafsu daging, atau sebaliknya suami mau hidup rohani tapi isteri tetap hidup dalam hawa nafsu daging atau juga antara orang tua dan anak-anak, inilah peperangan yang kita hadapi yang begitu sulit karena yang kita hadapi adalah saudara atau orang terdekat kita.
                Tapi dalam hal peperangan Tuhan tidak kompromi, Tuhan tetap menetapkan untuk terjadinya peperangan. Karena pada pasal ini terkena pada 7x percikan darah dimuka tabut sehingga penyucian (peperangan) itu adalah harga mati! Ibrani 12:14 Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.
                Tanpa penyucian sangat mustahil kita masuk dalam kerajaan Allah, klimaks pekerjaan penyucian itu adalah membawa gereja pada penyucian tubuh, jiwa dan roh yang sempurna. 1 Tes 5:23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

Dalam peperangan kemenangan sangat ditentukan oleh Strategi/ taktik atau siasat:
                (Ay.29 Lalu orang Israel menempatkan penghadang-penghadang sekeliling Gibea.)
1.       Yaitu orang Israel harus mengepung bani Benyamin dan melawan Gibea. Gibea artinya bukit (sambungan-sambungan). Ini gambaran dari sandungan-sandungan, perintang-perintang. Banyak kali jika suami mau mau maju tapi yang menjadi perintang atau sandungan adalah isteri atau sebaliknya.
Jadi startegi kita yaitu kita harus berusaha menempatkan hidup kita dalam benteng Firman Tuhan agar kita mampu melawan sandungan- sandungan terutama lewat perkataan yang menjatuhkan.

(ay.31 Maka majulah bani Benyamin menyerbu laskar itu; mereka terpancing dari kota, dan seperti yang sudah-sudah, mereka mulai menyerang laskar itu pada kedua jalan raya -- yang satu menuju ke Betel, dan yang lain ke Gibea melalui padang -- sehingga terbunuh beberapa orang, kira-kira tiga puluh orang di antara orang Israel..
Daging itu tidak perduli dengan hal-hal yang rohani, sedikit saja cela kita buka maka ia akan menyerang kita. Oleh sebab itu sandungan-sandungan atau bukit itu harus segera diratakan.

Yesaya 40:3 Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! (4) Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran;Jika kita biarkan sandungan-sandungan itu atau jika kita biarkan diri kita tersandung maka kita akan jatuh, bagaikan jatuh kedalam lembah karena kita sendiri yang tidak menutup lembah itu. Perhatikan! Kejatuhan kita jangan kita biarkan tapi biarlah kita tutup dengan Firman bukan ditutup-tutupi dari hadapan Tuhan.

Jadi saat ini jangan lagi kita menjadi sadungan bagi orang lain atau tersandung karena orang lain, jika kita masih suka tersandung maka berarti kita belum mengerti arti panggilan kita. 2 Pet 1:10 Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung. Inilah strategi perang kita yaitu MENGERTI PANGGILAN TUHAN BAGI KITA.

Mulai saat ini Jelilah terhadap usaha iblis untuk menjatuhkan kita, ia banyak kali menggunakan lidahnya yaitu perkataannya untuk menyandung kehidupan kita sehingga sekali lagi jangan sampai tersandung Efesus 4:27 dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.

(30) Pada hari ketiga majulah orang-orang Israel melawan bani Benyamin dan mengatur barisannya melawan Gibea seperti yang sudah-sudah.
2.       Yaitu mengatur barisan. Secara keseluruhan kitab Hakim-hakim ini terkena pada pintu kemah yang memiliki 5 tiang yaitu berbicara mengenai jabatan-jabatan dalam pelayanan. Artinya kita harus menempatkan pelayanan kita pada posisi yang benar, bukan melayani dengan asal-asalan. Kita harus benar-benar mengenal panggilan kita, apakah kita dipanggil sebagai guru, penginjil, nabi, rasul ataukah gembala.

Bicara mengatur disini bukan seperti sok mengatur dalam ibadah; tidak, tapi supaya dalam ibadah pelayanan ada tercipta ketertiban.

(ay.32. Maka kata bani Benyamin: "Orang-orang itu telah terpukul kalah oleh kita seperti semula." Tetapi orang-orang Israel telah bermupakat lebih dahulu: "Marilah kita lari dan memancing mereka dari kota ke jalan-jalan raya.“)
3.       Yaitu harus ada mufakat atau kesehatian. Dalam melayani Tuhan maka baik suami maupun isteri harus ada kesehatian. Begitu juga antara sesama Hamba Tuhan, Imam-imam harus sehati agar dalam pelayanan iblis tidak berkuasa untuk menghancurkan sebaliknya yang ada adalah hadirnya kemuliaan Tuhan.

Perhatikan yang terjadi saat Daud membiarkan pasukannya berperang sendiri sedangkan dia bersantai-santai diatas soto rumah sehingga ia jatuh dalam dosa zinah. Pelajaran penting bagi kita dalam peperangan ataupun dalam pelayanan saat ini biarlah kita bersatu untuk mencapai penyucian, mencapai keberhasilan dalam Tuhan, jangan kita bersantai-santai atau bermain-main agar kita jangan jatuh dalam dosa perzinahan.

Dalam nikah rumah tangga juga biarlah kita saling sehati, jika isteri menghadapi tantangan maka suami jangan biarkan isteri menghadapinya sendiri atau sebaliknya agar suami/ isteri kita tetap kuat. Karena daging itu atau musuh kita itu tidak akan membiarkan kita untuk mencapai kemenangan karena saat dimana kita berusaha untuk sungguh-sungguh melayani dan mengerjakan penyucian maka iapun berusaha terus untuk mengalahkan kita.

(ay.31 Maka majulah bani Benyamin menyerbu laskar itu; mereka terpancing dari kota, dan seperti yang sudah-sudah, mereka mulai menyerang laskar itu pada kedua jalan raya -- yang satu menuju ke Betel, dan yang lain ke Gibea melalui padang -- sehingga terbunuh beberapa orang, kira-kira tiga puluh orang di antara orang Israel.)
                Perhatikan serangan balik dari bani Benyamin, menuju Betel yang gambaran dari ibadah. Banyak kali daging kita memakai jalur ibadah, yaitu membuat kita malas untuk beribadah. Betel juga gambaran dari bait Allah/ rumah Allah yaitu kehidupan kita, daging berusaha membawa kita untuk merusak diri kita sendiri lewat narkoba, minuman keras, rokok dsb.

(ay.35 TUHAN membuat suku Benyamin terpukul kalah oleh orang Israel, dan pada hari itu orang-orang Israel memusnahkan dari antara suku Benyamin dua puluh lima ribu seratus orang, semuanya orang-orang yang bersenjatakan pedang.)
                Yang telah kita pelajari diatas itu adalah strategi, tapi satu yang harus kita ingat bahwa jika kita bisa menang itu bukan karena hebat dan kuatnya kita tapi SEMUA KARENA TUHAN, TUHANLAH SUMBER KEMENANGAN.
Amin.

By. Pdt. Rudolf Labok


Tidak ada komentar:

Posting Komentar