Jumat, 03 Mei 2013

Siapa yang salah?


Study Hakim-hakim 15:1-3
15:1 Beberapa waktu kemudian, dalam musim menuai gandum, pergilah Simson mengunjungi isterinya, dengan membawa seekor anak kambing, serta berkata: "Aku mau ke kamar mendapatkan isteriku." Tetapi ayah perempuan itu tidak membiarkan dia masuk.
15:2 Kata ayah perempuan itu: "Aku telah menyangka, bahwa engkau benci sama sekali kepadanya, sebab itu aku memberikannya kepada kawanmu. Bukankah adiknya lebih cantik dari padanya? Baiklah kauambil itu bagimu sebagai gantinya."
15:3 Lalu kata Simson kepadanya: "Sekali ini aku tidak bersalah terhadap orang Filistin, apabila aku mendatangkan celaka kepada mereka."

I. Kesalahan Pribadi Simson/ Suami:
a.       Pergi dari rumah tanpa kesepakatan dengan isteri.
1 Korintus 7:5 Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak.
Jangan pernah saling meninggalkan karena iblis akan berusaha untuk menggodai dan menghancurkan nikahmu. Kalaupun ada tugas dan tanggung jawab yang mengharuskan terpisah biarlah cepat kembali bersama agar bisa sama-sama beribadah dan berdoa karena doa yang memperkuat nikah.
Ingatlah suami! Jangan berharap isteri saja yang berdoa karena isteri adalah wadah yang lemah jadi wajib juga bagi suami untuk berdoa bagi isterinya agar isteri itu kuat.
Seperti yang terjadi dalam nikah Simson, saat ia tinggalkan isterinya tanpa kesepatan dan lama baru kembali maka iblis masuk menceraikan nikah mereka lewat ayah mertuanya. Ayah mertuanya memiliki pikiran dan perasaan yang tidak disucikan sehingga ia berprasangka bahwa Simson membenci isterinya dan akhirnya memisahkan mereka.
Simson meninggalkan isterinya setelah menikah 7 hari, sungguh waktu yang sangat singkat. Artinya Hamba Tuhan jangan meninggalkan jemaat yang baru saja bertobat atau yang belum matang itu karena bisa saja ia tergoda dan kembali pada hidup lamanya.

b.      Memberi cela atau kesempatan kepada iblis
Efesus 4:27 dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
Oleh sebab itu biarlah hati kita diisi oleh FA.

c.        Tidak ada doa

II. Kesalahan pribadi isteri Simson:
  1. Berkhianat.
Yaitu ia tidak setia pada janji pernikahannya dihadapan Tuhan. Kolose 3:18 Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.

b.      Mau menerima keinginan ayahnya.

III. Kesalahan pribadi ayah mertua Simson:
Terlalu mengintervesi nikah anaknya.
Jadi pada intinya setiap persoalan ada sebabnya dan kita harus benar memeriksa terlebih dulu sebabnya karena terkadang kitapun termasuk penyebab masalah itu ada.

Solusi:
(Hak 15:2)
-          Tidak terjebak dengan tawaran iblis.
Mertua Simson menawarkan wanita yang lebih cantik, tapi ingatlah bahwa kebahagiaan nikah bukan dilihat dari cantiknya seorang isteri tapi dilihat dari hati yang takut akan Tuhan yaitu ia percaya Tuhan itu ada dan segala sesuatu itu dari Tuhan sehingga selalu beribadah dan berdoa. Amsal 31:30 Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji. 31:10 Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.
31:11 Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan.
Isteri yang cakap artinya mampu melakukan  pelayanan terhadap suami dan anak-anak. Hasilnya pasti suaminya akan percaya padanya.

Ay.1 Apa hubungan rumah tangga Simson dengan musim menuai gandum?
  1. Musim menuai gandum adalah hari sukacita. Jadi ditengah-tengah sukacita yang dirasakan banyak orang ada nikah yang dalam kehancuran.
  2. Yohanes 4:35 menguning/ matang yaitu dewasa. Artinya jika suami maupun isteri sudah dalam kematangan rohani atau sudah dalam kedewasaan maka pasti tidak akan mudah hancur dan tidak akan mudah diombang ambingkan dengan macam-macam angin pengajaran yang palsu.

 2 proses untuk mematangkan rohani kita:
Efesus 4:11-14
  1. Mau dibangun, mau dibentuk, mau ditegur oleh Firman Allah. Yaitu penampilan yang diubahkan.
  2. Bertumbuh. Yaitu sifat/ karakter yang mau diubahkan.
Hasilnya: Dalam menghadapi masalah dalam nikah, maka suami dan isteri tidak lagi bertengkar, tidak lagi ada kekerasan tapi bertindak dengan iman. Amin.

By.  Pdt. Rudolf Labok
Felowship Minggu, 19 Apr 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar