Rabu, 05 Februari 2014

Merindu

Ibdh. Fellowship, Minggu 2 Feb ‘14
Hak 19:1-3
                Saat ini kita akan belajar mengenai nikah rohani, bicara soal nikah disini berarti ada dua pribadi yaitu pengantin pria dan pengantin wanita yang merupakan hubungan antara Kristus dan jemaat. Efesus 5:31-32 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. (32) Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Jadi hubungan suami isteri ini harus selalu bersama tidak boleh terpisah kecuali kesepakatan bersama untuk berdoa itupun tidak lama karena ada lucifer yang berusaha untuk mencari cela menceraikan suami dan isteri.
Jadi Lewi gambaran dari Kristus dan gundiknya gambaran dari gereja Tuhan. Tapi perhatikan, gundik dari Lewi ini berlaku serong, jalannya menyimpang atau tidak berlaku setia pada suaminya, dengan kata lain ia sedang jatuh dalam dosa perzinahan.
Apa akibatnya kalau gereja itu serong atau jatuh dalam dosa? Perjalanan hidup yang arahnya tidak lagi menyatu dengan Allah.
Pasal 19 dari kitab hakim-hakim ini terkena Tabut Perjanjian. Ini berbicara pengajaran mempelai dan untuk dapat membuka pengajaran mempelai ini kita membutuhkan kunci dan kuncinya adalah pengajaran tabernakel.
Yang perlu kita perhatikan disini, gundik atau gereja Tuhan mulai berlaku serong, mulai menyimpang dari pengajaran yang benar beralih pada pengajaran sesat yang diajarkan oleh Babel besar yang adalah mempelai palsu.
Ay. 2 Tetapi gundiknya itu berlaku serong terhadap dia dan pergi dari padanya ke rumah ayahnya di Betlehem-Yehuda, lalu tinggal di sana empat bulan lamanya.
Gundik itu pergi kerumah ayahnya diBetlehem-Yehuda. Arah atau langkah perjalanannya ini menurun, artinya kehidupan anak Tuhan yang sebenarnya sudah dalam pengajaran mempelai atau pada tingkat kedewasaan tapi mulai melangkah turun, yaitu kembali lagi pada kerohanian yang kanak-kanak.
Ibrani 5:11Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. (12) Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. (13) Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. (14) Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
Kerohanian yang dewasa membutuhkan Firman yang keras, kuat dan tajam agar kita tidak mudah diombang-ambingkan oleh pengajaran yang palsu.
Ibrani 12:11 Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
Firman yang berupa ganjaran atau teguran yang keras sangat sakit bagi daging kita tapi membawa kita pada kebaikan dan kebenaran serta latihan bagi kita untuk mencapai damai yang sempurna.
(Ibrani 6:1-3 ) Jadi biarlah kita terus mendorong kerohanian kita agar terus naik atau terus maju.
Ay. 2........kerumah ayahnya....... Ay.4 Mertuanya, ayah perempuan muda itu, tidak membiarkan dia pergi, sehingga ia tinggal tiga hari lamanya pada ayah itu; mereka makan, minum dan bermalam di sana.
Selama dirumah ayahnya (ayah jasmani) semua kebutuhan baik makan maupun minum semua tercukupi. Tetapi ingatlah yang Yesus katakan bahwa janganlah kamu kuatir tentang makan dan minum (kebutuhan) tapi carilah dahulu kerajaan Allah maka semua akan ditambahkan bagi kita.
Kerajaan Allah bukan soal makan dan minum tapi kebenaran, sukacita dan damai. Percuma saja jika nikah kita cukup akan segala sesuatu yang jasmani tapi jika tidak ada damai, tidak ada sukacita dan tidak ada kebenaran.
Ayah jasmani ini gambaran dari pekerjaan kita, harta kita dsb. Semuanya bisa menjamin hidup atau kebutuhan kita tapi jangan kita puas dengan semua itu karena itu hanya membawa kita pada kemalangan. Karena memang secara lahiriah ayah jasmani bisa memberi kita semua kebutuhan kita tapi tidak membawa kita pada penyatuan, tidak membawa kita pada satu daging. Karena isteri hanya bisa menyatu dengan suami bukan dengan ayah.
Ay. 3 Berkemaslah suaminya itu, lalu pergi menyusul perempuan itu untuk membujuk dia dan membawanya kembali; bersama-sama dia bujangnya dan sepasang keledai. Ketika perempuan muda itu membawa dia masuk ke rumah ayahnya, dan ketika ayah itu melihat dia, maka bersukacitalah ia mendapatkannya.
Jadi hubungan suami isteri ini harus segera diperbaiki. Bagaikan Salomo yang selalu mendambakan Sulamit, (kidung Agung 6:9, 12-13) ada kerinduan. Begitu juga dalam nikah kita, suatu konflik itu biasa tapi biarlah kita selalu memiliki kerinduan untuk memperbaiki hubungan karena kerinduan itu mampu memulihkan nikah yang bermasalah.
Salomo mengumpamakan Sulamit seperti merpati, artinya seorang suami atau isteri harus mengetahui karakter masing-masing.
Jadi sama seperti Kristus yang begitu merindukan kita untuk kembali padaNya, sekalipun kita telah jatuh bangun dalam dosa namun IA rela turun kedunia dan berkorban menghapus dosa-dosa kita. Maka bagi kita saat ini KEMBALILAH YESUS MERINDUKANMU. Amin.

By. Pdt. Rudolf Labok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar