Kamis, 27 Februari 2014

Kemana, kemana? Tujuan akhirmu?

Ibdh. Fellowship, Minggu 23 Februari 2014

Hakim-hakim 19:20-30
Perbuatan Noda diGibea

Kita ketahui bersama bahwa gundik ini berasal dari suku Yehuda, suaminya dari suku Lewi dan yang melakukan noda itu adalah suku Benyamin jadi hal ini terjadi diantara saudara bersaudara dan kejadian ini sangat keji dan baru terjadi (ay. 30).
Kitab Hakim-hakim ini bersuasana perang atau suasana pergumulan tapi hal ini terjadi diKanaan yang arti rohaninya adalah kegerakan Roh Kudus hujan akhir, diKanaan ini terdapat susu dan madu yang melimpah tanda suatu kekayaan dan kesejahteraan. Sedangkan jika dikaitkan dengan Tabernakel maka secara keseluruhan kitab ini terkena pada Pintu Kemah yang mmemiliki 5 tiang dan tirainya yang memiliki 4 warna yang menggambarkan 4 sifat Yesus. Tiang pintu kemah  ini gambaran dari 5 jabatan dalam pelayanan. Dan pelayanan ini dijalani oleh suku Lewi, baik memasang Tabernakel maupun membongkarnya sesuai dengan perintah Tuhan.

Ay. 20 Lalu berkatalah orang tua itu: "Jangan kuatir! Segala yang engkau perlukan biarlah aku yang menanggung, tetapi janganlah engkau bermalam di tanah lapang kota ini."
Kisah ini terjadi dalam nikah seorang Lewi ini saat mereka hendak kembali kerumahnya jadi hal ini terjadi ditengah jalan, artinya saat ini kita gereja Tuhan sedang dalam perjalanan menuju tujuan kita untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Ditengah jalan ini banyak hal yang bisa terjadi yang bisa menentukan apakah kita akan sampai tujuan dengan selamat atau tidak.
Jika kita seorang pemabuk, penjahat dsb maka kita adalah kawan iblis tapi jika orang yang takut akan Tuhan dan sedang berjalan dalam jalan Tuhan maka kita menjadi incaran iblis karena iblis tidak mau kita mencapai tujuan akhir yaitu ia tidak ingin kita mencapai keslamatan jiwa. 1 Petrus  1:8-9 Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, (9) karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
Saat kita berjalan dalam iman atau dalam percaya kita kepada Tuhan maka iblis sangat tidak senang. Karena jika kita telah memperoleh keselamatan maka kita adalah milik Tuhan.
1 Petrus 1:6-7 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. (7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Tapi perhatikan! Dalam kita hendak mencapai tujuan iman kita maka kita akan melewati berbagai-bagai tantangan dan rintangan (salib). Sehingga bagi daging kita merasa sangat tidak enak tapi jika kita merenungkannya maka Salib itu sangat indah jika hadapi dengan iman walaupun konsekuensi dari Salib itu adalah air mata. Seperti yang dialami oleh Lewi ini yang harus kehilangan istrinya.
Cobaan dan rintangan itu merupakan ujian bagi iman kita karena Tuhanpun ingin melihat sejauh mana iman kita kepadaNya. Jika iman kita sungguh-sungguh kepada Tuhan maka pada hari Tuhan kita akan menyongsong DIA dan kita memperoleh puji-pujian dari Tuhan.
Jadi saat ini jika dalam perjalanan,  kita menghadapi masalah maka biarlah kita menyelesaikannya agar tidak menghambat perjalanan kita mencapai tujuan.

AY. 22 Tetapi sementara mereka menggembirakan hatinya, datanglah orang-orang kota itu, orang-orang dursila, mengepung rumah itu. Mereka menggedor-gedor pintu sambil berkata kepada orang tua, pemilik rumah itu: "Bawalah ke luar orang yang datang ke rumahmu itu, supaya kami pakai dia."
Kehidupan dursila adalah orang-orang yang dikuasai oleh kejahatan dan kenajisan. Contohnya seperti dalam 1 Samuel 2:12 Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN,
Perhatikan! Jangan sampai kita seperti anak-anak Imam Eli ini,  jika digereja kita dikenal sebagai orang yang saleh dan yang melayani Tuhan maka jangan sampai diluar kita adalah orang yang jahat, pemabuk, pezinah dsb (sangat dursila).
Kejahatan anak Imam Eli adalah: Ay. 16 Apabila orang itu menjawabnya: "Bukankah lemak itu harus dibakar dahulu, kemudian barulah ambil bagimu sesuka hatimu," maka berkatalah ia kepada orang itu: "Sekarang juga harus kauberikan, kalau tidak, aku akan mengambilnya dengan kekerasan.“ Ay. 17 Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah korban untuk TUHAN. Ay. 22Eli telah sangat tua. Apabila didengarnya segala sesuatu yang dilakukan anak-anaknya terhadap semua orang Israel dan bahwa mereka itu tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan,

(ay. 22)......mengepung rumah...... Artinya kita anak Tuhan harus waspada dimanapun kita berada karena kejahatan dan kenajisan ini bisa saja mengepung rumah kita atau menyerang nikah kita .
Satu hal yang dijaga yaitu pintu rumah kita, jangan sampai kita buka. Seandainya pintu tetap tertutup maka hal keji itu tidak akan terjadi.
Rumah disini gambaran dari Penggembalaan, jika kita tetap dalam penggembalaan maka hidup nikah kita dan pribadi kita akan tetap terjaga kesuciannya tapi jika kita keluar dari penggembalaan maka kita akan diserang oleh berbagai kejahatan dan kenajisan sehingga hidup kita dan nikah kita hancur.
Orang dursila digambarkan Firman Tuhan seperti anjing dan babi yang tidak menghargai barang yang berharga. Jadi orang-orang yang tidak lagi menghargai Firman Tuhan termasuk dalam orang-orang dursila.

(ay. 22).......pemilik rumah...... Sebuah rumah itu ada pemiliknya. Seorang pemilik rumah bertanggung jawab atas keselamatan semua orang yang ada dalam rumah itu.

Ay. 23 Lalu keluarlah pemilik rumah itu menemui mereka dan berkata kepada mereka: "Tidak, saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat; karena orang ini telah masuk ke rumahku, janganlah kamu berbuat noda.
Siapa pemilik rumah itu? Ibrani 3:5-6 Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, (6) tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.
Jadi pemilik rumah itu adalah Yesus. Jika Yesus pemilik rumah maka IA akan berani berkata TIDAK terhadap dosa. Kita akan aman jika pemilik rumah itu adalah Yesus. Dalam pembahasan ini rumah disini gambaran dari hidup kita (1 korintus 3:16-17, 6:19-20).
Jika kita menjadikan Yesus kepala yang mengepalai hidup kita maka kita akan berani berkata TIDAK pada perbuatan dosa!

........mengedor-ngedor pintu......... Saat seperti apa kita harus membuka pintu itu kita harus jeli, jika yang mengetuk pintu itu adalah Firman maka bukalah pintu, jika yang mengetuk pintu adalah Roh Kudus maka bukalah pintu, jika yang mengetuk pintu adalah orang yang membutuhkan pertolongan maka bukalah pintu tapi jika yang mengetuk pintu adalah iblis maka jangan sekali-kali membuka pintu. Yang utama disini adalah kita haru tahu siapa yang mengetuk pintu. Agar kita tidak salah membukakan pintu.
Ingat iblispun bisa memakai cara yang halus agar kita membuka pintu rumah kita jadi hati-hati! Kita harus benar-benar tahu dulu siapa yang mengetuk pintu.

Ay. 25 Tetapi orang-orang itu tidak mau mendengarkan perkataannya. Lalu orang Lewi itu menangkap gundiknya dan membawanya kepada mereka ke luar, kemudian mereka bersetubuh dengan perempuan itu dan semalam-malaman itu mereka mempermainkannya, sampai pagi. Barulah pada waktu fajar menyingsing mereka melepaskan perempuan itu.
..........tidak mau mendengarkan........... Kita harus mendengarkan perkataan Firman.
Dalam ayat ini kita bisa tahu siapa sebenarnya penyebab kehancuran hidup gundik ini. Sang pemilik rumah berusaha mempertahankan keadaan agar tidak terjadi noda tapi Lewi itu sendirilah yang menangkap isterinya dan diserahkan kepada orang-orang dursila.
Banyak kali dalam hidup kita Tuhan berusaha untuk mempertahankan hidup kita agar tetap suci dihadapan Tuhan tapi kita sendiri yang menyerahkan hidup kita diperkosa oleh iblis. Saat kita ijinkan pintu pancaindera kita dibuka baik itu lewat mata, kita ijinkan mata kita melihat hal yang tidak suci maka kita sedang diperkosa iblis! Akhirnya kita mengalami kematian rohani.
Matius 5:27-28 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. (28) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Semua panca indera kita merupakan pintu dalam hidup kita. Dengan mendengar, melihat, berucap, berpikir, berbuat yang salah maka kita sudah membuka pintu hidup kita bagi kejahatan dan kenajisan sehingga kita dalam keadaan diperkosa. Oleh sebab itu hati-hati dalam mendengar, melihat, berpikir, berbuat dan berucap.

Mengapa sasarannya adalah perempuan?
1 Petrus 3:7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
Karena perempuan merupakan wadah yang peling lemah menurut Firman Tuhan. Jadi lihatlah iblis mencari sassaran yang lemah.
Perempuan ini gambaran dari gereja Tuhan,  sehingga dimata Tuhan kita ini wadah yang lemah. Dan iblis berusaha mencari kelemahan kita sehingga kita butuh perlindungan dan satu-satunya yang mampu melindungi kita adalah Yesus.
Kita harus menyadari bahwa hidup kita ini lemah tanpa Tuhan, jadi biarlah kita tetap dalam penggembalaan karena hanya dekat dan hanya dalam Tuhanlah kita bisa kuat, hanya dalam Yesus kita bisa bertahan dan tidak jatuh dalam dosa.
1 korintus 7:5 Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak.
Kita manusia wadah yang lemah, tidak akan tahan diuji, dicoba.  Sebagai suami isteri secara jasmani kita perlu menanamkan kesepakatan dalam nikah agar tidak jatuh atau nikah itu tidak rusak. Dalam hal rohani maka sangat kita berjaga-jaga agar jangan sampai kita jauh dari Tuhan agar jangan gelap seluruh tubuh kita.
Efesus 5:22
Kasih merupakan dasar, jika nikah kita didasari dengan kasih maka nikah itu akan terus terikat dan tidak mudah dihancurkan.
Ciri-ciri dari kasih dalam nikah:
  1. Isteri Tunduk terhadap suami (ay.22)
  2. Suami menyelamatkan isteri (ay.23)
  3. Rela berkorban (ay.25)
  4. Tidak ada noda, semua disucikan yaitu seluruh pancaindera (ay. 26)
Jadi pertahankan hidup kita dalam penggembalaan agar terus menerima Firman Allah yang mengontrol hidup kita agar tetap suci kudus bagi Tuhan.
Amin

By. Pdt. Rudolf Labok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar