Kamis, 27 Februari 2014

Hanya Nama Yesus...

Ibdh. PA. Kamis, 20 Februari 2014
Kisah Rasul 3:1-10
Petrus menyembuhkan orang lumpuh


Ay. 5 Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. (6) Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!"
                Petrus tidak memiliki apa-apa (berupa materi), artinya dalam melayani Tuhan jangan kita mengharapkan untuk memiliki harta yang melimpah tapi biarlah secara rohani kita kaya dalam Kristus karena memiliki Nama Yesus. Sebagai Hamba Tuhan jangan dipusingkan dengan materi karena pasti Tuhan akan memenuhi segala kebutuhan. Yang penting sekarang bagaimana kita memiliki Yesus sepenuhya.
                Orang yang lumpuh ini kesehariannya tidak lagi mengharapkan kesembuhan sebab apa yang dia alami ini sudah berlangsung lama bahkan sejak ia lahir sehingga untuk mengharapkan kesembuhan saja sudah tidak sehingga yang ia fokus dalam kehidupannya hayalah memohon sedekah. Tapi perhatikanlah dalam kehiduapan kita hal ini sering terjadi yaitu apa yang tidak kita pikirkan tapi itulah yang disediakan Tuhan.
1 Kor 2:9 Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."
                Dalam kita melayani Tuhan jangan sekali-kali kita mengharapkan sesuatu dari manusia dan jangan sekali-kali kita menggantungkan hidup kita pada harta kekayaan. Itu hanyalah penunjang dalam kita melayani karena sebagai manusia kita butuh makanan, minuman dsb tapi bukan berarti itu segalanya dalam melayani.
                Perhatikan orang lumpuh ini, sudah tidak berdaya tapi hidupnya hanya tertuju pada harta. Lihatlah hidup kita apakah seperti orang lumpuh ini? Sudah tidak bersaksi, tidak melayani, tidak memuji Tuhan dsb alias lumpuh rohani tapi masih lebih lagi mengharapkan harta kekayaan.
1 Timotius 6:17 Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. (18) Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi (19) dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya.
                Biarlah kita kaya dalam kekayaan Kristus diantara lain adalah KAYA DALAM PERKATAAN. Kolose 3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. (17) Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
Apakah perkataan kita adalah perkataan dalam kekayaan Kristus atau perkataan kita hanya berdasarkan hikmat manusia saja? Jika hanya berdasarkan hikmat manusia maka perkataan kita tidak akan menghasilkan pertobatan yang sungguh dalam sidang jemaat tapi sebaliknya jika perkataan kita mengandung kekayaan Kristus maka lewat perkataan itu akan melahirkan mujizat.
(6) Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!“ (7) Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu.
Ayat  6 ini masih dalam batasan teori tapi pada ayat yang ke 7 itu sudah merupakan praktek dalam pelayanan. Sehingga pelayanan Petrus dan Yohanes ini perlu kita contohi.
Mereka mengulurkan tangan artinya pelayanan kita harus sampai bisa sidang jemaat merasakan sentuhan, sebab inilah kunci dimana orang lumpuh ini bisa berdiri. Jadi pada intinya pelayanan kita jangan hanya teori tapi juga prakteknya yaitu melayani sampai orang lain bisa bangkit dan berdiri.
Petrus membantu orang lumpuh itu sampai berdiri, setelah mata kakinya kuat maka dengan sendirinya orang itu berjalan mengikuti mereka sambil melompat. Artinya sebagai Hamba Tuhan kita membawa sidang jemaat berdiri sampai kuat dalam Firman (mata kakinya kuat) untuk berjalan maju itu tinggal urusan pribadi masing-masing sehingga Tuhan membawa kita menjadi sidang jemaat dan Hamba Tuhan yang mandiri, kuat, dewasa, tidak lagi didorong-dorong untuk beribadah tapi dengan sendirinya berjalan maju.

(8) Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah.
Dalam beribadah adakalanya kita melihat orang memuji Tuhan sambil melompat-lompat, hal ini perlu kita cermati, jika itu dilakukan dalam kuasa Roh Kudus maka jangan sampai kita menghina tapi jika dilakukan dalam daging maka kita minta hikmat dari Tuhan untuk dapat menghentikannya.

(9) Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah, (10) lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya.
Ini mengenai cara pandang. Biasanya manusia itu hanya melihat orang lain tapi tidak melihat keadaan dirinya sendiri. Perhatikan! Jangan lagi kita melihat orang lain apalagi melihat masa lalunya, tapi biarlah kita melihat pekerjaan Tuhan yang terjadi dalam kehidupan orang tsb yang menjadi kesaksian yang baik. Begitu juga bagi kita, jangan lagi kita memandang pada masa lalu kita tapi biarlah kita membawa hidup kita untuk dibaharui oleh Tuhan.
Amin.
By. Pdt. Rudolf Labok



Tidak ada komentar:

Posting Komentar