Sabtu, 05 Juli 2014

Isteri yang penuh sukacita

Ibdh. Fellowship, minggu 6 Juli 2014

Hakim-hakim 21:18-25
Suku Benyamin dapat tetap hidup

Telah kita pelajari bagian yang ketiga ini yang mana bangsa Israel mencarikan isteri bagi suku Benyamin dan telah dibagi menjadi 2 kelompok yang mana kelompok pertama gadis berjumlah 400 orang yang direbut dengan pedang gambaran dari gereja hujan awal dan kelompok yang kedua adalah 200 orang yang merupakan gambaran dari gereja hujan akhir.
Gereja hujan awal telah tergambar dalam kitab kisah Rasul dan Gereja hujan akhir ini gambarannya dalam kitab wahyu yang diwakili oleh 7 sidang jemaat, kalau hujan awal gereja itu mulai tumbuh dan berkembang tapi gereja hujan akhir ini dimana gereja sudah dipersiapkan untuk menjadi mempelai wanita Tuhan.

Ay.19 Lalu kata mereka pula: "Setiap tahun ada perayaan bagi TUHAN di Silo yang letaknya di sebelah utara Betel, di sebelah timur jalan raya yang menuju dari Betel ke Sikhem dan di sebelah selatan Lebona." 21:20 Maka mereka berpesan kepada bani Benyamin, demikian: "Pergilah menghadang di kebun-kebun anggur.
Kepada suku Benyamin, bangsa Isrel menyuruh mereka untuk pergi ke Silo, Silo adalah tempat perhentian dan bagi kita tempat perhentian kita didunia ini adalah IBADAH. Dalam ibadah kita mengalami perhentian didalam Firman, dalam Roh Kudus dan perhentian didalam kasih Allah. Jadi dalam ibadah inilah yang kita nikmati yaitu mendengar Firman, mendapat lawatan Roh Kudus dan doa penyembahan kepada Tuhan.
1 Sam 1:24 Setelah perempuan itu menyapih anaknya, dibawanyalah dia, dengan seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarkannya ke dalam rumah TUHAN di Silo. Waktu itu masih kecil betul kanak-kanak itu.
Jadi untuk menjadi mempelai wanita Tuhan maka kita harus berada dalam rumah Tuhan yaitu berada dalam ibadah. Sehingga kita dipersiapkan untuk tampil suci kudus dan sempurna tak bercacat cela bagi Mempelai Pria Surga.
Sehingga dalam ibadah kita sedang dirias dengan perhiasan-perhiasan rohani. Jadi sat ini meskipun kita sibuk bekerja tapi jagalah hati, jiwa dan raga kita agar tetap berada di Silo yaitu hati yang tetap rindu dan terpaut dalam perhentian Tuhan.
Jangan sampai kedatangan Tuhan kita tidak berada dalam perhentian Tuhan, karena ini akan membuat kita tidak mengalami pengangkatan tapi sebaliknya kita akan tertinggal.

Ay.19 “.... setiap tahun ada perayaan bagi TUHAN di Silo.....” bagi bangsa Israel ada 3 hari raya yang dirayakan yaitu hari raya paskah, pentakosta dan hari raya pondok daun.
Hari raya pondok daun gambaran hari raya Tabernakel, yaitu hari raya Mempelai dan ini akan digenapi dikemudian hari sesuai kehendak Tuhan.
Secara lahiriah hari raya pondok daun ini selalu dirayakan oleh bangsa Israel, dan secara lahiriah tentu jika akan melaksanakan pesta nikah pasti sebelum perayaannya suasana pestanya sudah dirasakan.
Hari-hari ini biarlah kita memiliki hati yang merasakan suasana pesta yang penuh sukacita karena Yesus mempelai Pria Sorga kita.

Seperti apa suasana pesta itu? 1 Kor 5:7 Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. 5:8 Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
                Kita meninggalkan sifat tabiat atau karakter yang lama dan memulai dengan cara hidup yang baru. Hidup yang selalu menikmati Firman pengajaran dalam kemurnian dan kebenaran. Ini akan menampilkan nikah yang benar, kesaksian yang benar, pelayanan yang benar dsb.

Kapan pesta itu terjadi? Kita tidak tahu kapan terjadinya kedatangan Tuhan dan pestaNya terjadi tapi yang utama saat ini adalah kita mempertahankan suasana pesta itu seperti dikatakan dalam Firman Tuhan bahwa setiap tahun pesta itu dirayakan, artinya suasana pesta jangan sampai terhenti, jangan sampai hari ini kita bersukacita tapi esok kita mulai marah-marah, atau hari ini kita baikan dan esoknya kita mulai benci dan terus demikian, tidak! Bukan demikian yang Tuhan mau. Tapi IA menghendaki suasana pesta itu selalu ada sampai kedatanganNya kembali dan pesta itu dilaksanakan.

Ay. 20 Maka mereka berpesan kepada bani Benyamin, demikian: "Pergilah menghadang di kebun-kebun anggur.
Menghadang artinya jalan untuk kita keluar itu dipersempit, bahkan Tuhan menutup jalan bagi kita untuk keluar dari ibadah, IA tidak mau kita kembali ke bar-bar, IA tidak mau kita kembali dalam kemabukan, IA tidak mau kita kembali pada ragi yang lama atau hidup yang lama.
Jangan kita menentukan jalan kita sendiri karena kita bisa tersesat, saat ini kita harus tetap dalam penggembalaan agar tidak tersesat dan jatuh dalam pengajaran yang lain.
Jika kita melihat skema tabernakel maka daerah pelataran meskipun sudah dipagari tapi masih cukup luas untuk kita dapat berjalan-jalan tapi jika terus masuk dalam ruang suci maka langkah kita lebih dibatasi dan gerak kita dipersempit sehingga kita tidak dapat bergerak sembarangan.
Dipersempit gerak kita agar kita memperoleh kualitas hidup yang suci. Dalam kehidupan sehari-hari sebagai anak muda sangat penting kita menjaga kesucian hidup agar tidak jatuh dalam dosa seks, anak muda! Jaga kesucian! Setialah tergembala.

2 kor 11:1 Alangkah baiknya, jika kamu sabar terhadap kebodohanku yang kecil itu. Memang kamu sabar terhadap aku! 11:2 Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. 11:3 Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.
Saat ini kita bagaikan seorang gadis yang telah dipertunangkan, dalam ibadah ini kita bagaikan telah dipertunangkan dengan Kristus tinggal tunggu dinikahkan sehingga sangat penting untuk kita menjaga kesucian hidup kita, ingatlah bahwa Allah itu adalah Allah yang cemburu, jangan kita bermain-main, jangan menjadi liar dan bebas (bebas berbuat dosa).


Ay. 21 Perhatikanlah baik-baik; maka apabila anak-anak perempuan Silo keluar untuk menari-nari, baiklah kamu keluar dari kebun-kebun anggur itu, dan masing-masing melarikan seorang dari anak-anak perempuan Silo itu menjadi isterinya dan pergi ke tanah Benyamin.
Mata Tuhan itu memperhatikan kita, IA memantau segala gerak gerik kita, seperti kepada 7 jemaat di Asia kecil, IA berkata... “Aku tahu.....” .
Dalam gereja seorang hamba Tuhan tidak tahu apa yang diperbuat oleh jemaatnya diluar gereja tapi ada satu mata yang selalu mengamati dan tahu apa yang kita kerjakan yaitu Tuhan. IA tahu apa selalju kita ucapkan, IA tahu apa yang kita lakukan dsb, IA tahu segalanya.

“....perempuan Silo keluar.....”  apa arti keluar?
Kid 2:14 Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!"
Kita menampilkan diri kita dihadapan Tuhan, kita mau keluar dari kehidupan kita yang tidak baik.
Mungkin kita memiliki potensi dan telenta tapi kita tidak mau keluarkan kemampuan kita itu untuk melayani Tuhan.

Kid 2:16 Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.
Kita adalah milik Tuhan, oleh sebab itu jangan kita tahan-tahan potensi dan talenta yang Tuhan berikan tapi biarlah kita gunakan untuk melayani Dia dalam penggembalaan yang ada, bukan untuk kebesaran nama organisasi tapi untuk menyenangkan hati Tuhan.

Keluar juga artinya jangan sampai ada yang tersembunyi, biarlah kita mengakui semua keadaan kita dihadapan Tuhan. Kita hidup dalam terangnya Tuhan, tidak ada kemunafikan.

“..... menari-nari.....” ini merupakan tanda seorang gadis, yang layak jadi mempelai wanita.
Yes 62:5 Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.
Tuhan mau kita selalu menunjukkan hidup yang penuh sukacita dan kegirangan.

“....melarikan....”  ini adalah cara Tuhan menyelamatkan kita dari duni aini yaitu IA merampas kita dari dosa.
Yud 22-23 Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu,
1:23 selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa.

Amin


By. Pdt. Rudolf Labok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar