Hakim-hakim 21:1-5
Suku Benyamin dapat tetap hidup
Pasal ini terbagi 4:
1.
Israel menangisi s. Benyamin, ay.1-3
2.
Israel mendirikan medzbah bagi Tuhan, ay.4-5
3.
Israel mencarikan isteri bagi s. Benyamin,
ay.6-24
4.
Israel hidup tanpa raja, ay.25
Pada minggu yang lalu kita telah
belajar mengenai bagian pertama yaitu Israel menangisi s. Benyamin Gambaran
dari kehidupan kita yang banyak kali menangisi suatu masalah, seperti yang
dikatakan dalam Pengkhotbah yang mana segala sesuatu ada waktunya, ada waktu
untuk menangis, ada waktu untuk tertawa dsb.
2.
Israel mendirikan medzbah bagi Tuhan, ay.4-5
Jadi jika kemarin kita menangis
dan tidak ada jawaban maka hari ini mari kita merubah! Dengan membangun medzbah
bagi Tuhan. Seperti yang dilakukan oleh bangsa Israel yang sudah berhari-hari
menangis tapi tidak ada jawaban dari Tuhan sehingga akhirnya mereka membangun
medzbah bagi Tuhan.
Tuhan mau lebih dari tangisan, IA
member jawab saat ada medzbah artinya ada medzbah korban bakaran yaitu
pertobatan.
Jika saat ini kita punya masalah
dan kita sudah datang menangisi masalah itu dihadapan Tuhan tapi belum ada jawaban maka bertindaklah untuk
interopeksi diri dan bertobat dengan mohon ampun, memberi pengampunan, tinggalkan
marah, tinggalkan benci maka Tuhan akan memberi jawab dan bertindak bagi kita.
Yang dipersembahkan diatas medzbah; keluaran 29:15 Kemudian
haruslah kauambil domba jantan yang satu, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya
meletakkan tangannya ke atas kepala domba jantan itu. 29:16 Haruslah kausembelih domba jantan itu dan kauambillah
darahnya dan kausiramkan pada mezbah sekelilingnya. 29:17 Haruslah kaupotong-potong domba jantan itu menurut
bagian-bagian tertentu, kaubasuhlah isi perutnya dan betis-betisnya dan
kautaruh itu di atas potongan-potongannya dan di atas kepalanya. 29:18 Kemudian haruslah kaubakar
seluruh domba jantan itu di atas mezbah; itulah korban bakaran, suatu
persembahan yang harum bagi TUHAN, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.
Yesus sudah lebih dahulu
mempersembahkan diriNya bagi kita, saat ini kitapun bagaikan domba jantan
pertama ini sebagai tanda penyerahan diri sepenuh dihadapan Tuhan.
Untuk menyerah penuh kepada Tuhan
maka kita serahkan semua baik tubuh jiwa dan roh kita menjadi sasaran pedang Firman
agar mengalami pembersihan/ penyucian sepenuhnya.
Jadi hari ini Tuhan mau bukan
sekedar air mata tapi Tuhan mau pertobatan yang sungguh-sungguh lahir dari
kehidupan kita, inilah persembahan yang kudus dan berkenan dihadapan Tuhan.
Mari selesaikan semua rasa yang
tersimpan didalam hati kita, baik itu amarah, dendam, kebencian dsb,,,
selesaikan semua, bakar habis sampai tidak tersisa lagi.
Saat kita mempersembahkan diri
diatas medzbah maka kita akan menghadapi 2 kekuatan yaitu pedang dan api. Ini
adalah kuasa Firman dan Roh Kudus. Sehingga ditengah-tengah proses dimana kita
memotong segala tabiat daging kita, kita mengalami kekuatan dan penghiburan
dari Roh Kudus dan hasilnya kita menjadi harum dihadapan Tuhan.
21:5 Pada
waktu itu berkatalah orang-orang Israel: "Siapakah dari seluruh suku
Israel yang tidak ikut datang dengan jemaah ini untuk menghadap TUHAN?"
Sebab mereka telah bersumpah dengan sungguh-sungguh mengenai orang yang tidak
datang menghadap TUHAN di Mizpa, demikian: "Pastilah ia dihukum mati."
Pertobatan adalah pilihan. Artinya
manusia itu diberi kesempatan untuk dapat memilih mau bertobat atau tidak.
Yeh
33:7 Dan
engkau anak manusia, Aku menetapkan engkau menjadi penjaga bagi kaum Israel.
Bilamana engkau mendengar sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka
demi nama-Ku. 33:8 Kalau Aku
berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat, engkau pasti mati! -- dan engkau
tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari
hidupnya, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan
menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. 33:9 Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu supaya ia
bertobat dari hidupnya, tetapi ia tidak mau bertobat, ia akan mati dalam
kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu. 33:10 Dan engkau anak manusia, katakanlah kepada kaum Israel: Kamu
berkata begini: Pelanggaran kami dan dosa kami sudah tertanggung atas kami dan
karena itu kami hancur; bagaimanakah kami dapat tetap hidup? 33:11 Katakanlah kepada mereka: Demi
Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada
kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu
dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat
itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?
Jika
kita mau bertobat maka akan memperoleh keselamatan dan hidup tapi jika tidak
mau bertobat maka akhirnya akan mendapatkan kematian selamanya.
Galatia
5:13 Saudara-saudara,
memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan
kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan
layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.
Terkadang kita salah mempergunakan
waktu dan kebebasan yang Tuhan berikan dengan melakukan perbuatan dosa sehingga
kita sendiri merasakan akibat dari dosa itu.
Oleh sebab itu bertobatlah agar
kebebasan yang Tuhan berikan bukan lagi untuk dosa tapi kebebasan yang Tuhan
beri kita gunakan untuk melayani.
21:4
Keesokan harinya pagi-pagi maka bangsa itu mendirikan mezbah di situ, lalu
mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan.
Ini
mengenai persembahan kepada Tuhan. Dan persembahan yang dikehendaki Tuhan saat
ini adalah mempersembahkan seluruh kehidupan kita.
Persembahan
atau pemberian sama halnya juga dengan menabur. Apa yang kita tabur saat ini?
Jika kita menabur maka pasti hukumnya untuk
menuai, sehingga jika kita mau menuai sesuatu maka kita harus menabur lebih
dulu.
Perhatikan benih yang ditabur,
sangat kecil tapi saat tuai tiba maka yang dituai sangat besar.
Lukas
10:2 Kata-Nya
kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu
mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja
untuk tuaian itu.(yoh 12:24)
Jika hidup kita, kita tabor
diladangnya Allah maka kelak kita akan menuai yang besar. Berilah (tabur)
hidupmu diladangnya Tuhan.
Fakta
yang mendukung terjadinya tuaian:
a.
Benih. Benih
disini adalah diri kita, benih itu adalah talenta yang kita miliki, benih itu
adalah waktu kita dsb. Jika ini diberikan bagi Tuhan maka nantikan tuaian besar
dari Allah.
Waktu atau proses sampai tiba masa
tuai. Artinya jika saat ini kesempatan Tuhan berikan bagi kita untuk
menyerahkan hidup bagi Tuhan maka jangan kita tunda-tunda waktu lagi. Jika kita
tunda waktu maka tuaianpun tertunda.
b.
Tanah. Tanah dimana benih itu ditabur haruslah tanah yang baik. Ini gambaran
dari lingkungan kita berada, ada lingkungan yang dapat menerima Firman dengan
baik, ada yang tidak mau menerima dsb.
Maz 1:1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut
nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak
duduk dalam kumpulan pencemooh,
Ibr 6:7 Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan
yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya,
menerima berkat dari Allah;
c.
Benih harus disebar. Benih itu ada tapi jika tidak mau disebar
maka percuma, artinya dimanapun kita berada biarlah kita menjadi berkat bagi
orang sekeliling kita.
d.
Tinggal tenang; Mrk 4:26 Lalu
kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang
menaburkan benih di tanah, 4:27 lalu
pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan
tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang
itu. 4:28 Bumi dengan sendirinya
mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir
yang penuh isinya dalam bulir itu. 4:29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera
menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."
Saat
kita selesai menabur maka sangat penting bagi kita untuk tenang (tidur) karena
akan tiba hari mala mini bicara soal tantangan tapi kita tidak perlu kuatir
karena sebagaimana setelah malam pasti ada pagi hari begitu juga Tuhan ingin
kita tenang karena setelah tantangan datang pasti akan berlalu dan yang ada
adalah harapan baru yaitu tuaian yang besar.
Amin.
By. Pdt. Rudolf Labok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar