Ibdh. PA, Kamis 5
Juni 2014
Yohanes 2:1-11
Perkawinan di Kana
Yang
terjadi dalam pernikahan ini merupakan suatu gambaran yang terjadi dalam setiap
nikah manusia pada jaman sekarang ini.
Pasal 2 ini ada dua
hal yang perlu kita perhatikan:
1.
Prinsip hidup
(ay.1-12)
Yaitu kita harus ada suatu perubahan atau pembaharuan baik pribadi
terutama dalam nikah. Nikah itu harus punya prinsip artinya jika nikah rumah
tangga itu ada masalah maka harus ada tekad untuk mengalami perubahan.
Yang diubahkan adalah hidup yang mati harus berubah menjadi hidup
kembali. Artinya kematian harus diubah menjadi kehidupan, kebinasaan diubah
menjadi keselamatan, airmata dukacita harus diubah menjadi sukacita.
Dan ibadah itulah yang menjadi kesempatan bagi kita untuk mengalami
keubahan hari demi hari.
2.
Tujuan hidup
(ay.13-25)
Yaitu hidup kita ini harus terus dibangun untuk menjadi kediaman Allah.
2:1 Pada
hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ;
Hari yang ketiga ini menubuatkan dimana hari Yesus bangkit. Dan pada
hari kebangkitanNya, IA hadir dalam nikah. Jika nikah kita sudah mulai ada
tanda kehabisan anggur maka hati-hati ini merupakan tanda kebinasaan sehingga
kita perlukan kehadiran Yesus dalam nikah kita untuk menolong, memulihkan,
mengubahkan.
Hosea 6:1 "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab
Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul
dan yang akan membalut kita. (2) Ia akan
menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan
kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya.
Kana
artinya buluh. Buluh itu adalah sesuatu yang mudah goyang, mudah rapuh/ patah.
Matius 12:20a. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya,…
Galilea
artinya dalam putaran kegelapan. Jadi pernikahan di Kana gambaran dari
kehidupan Rumah tangga yang berada dalam suasana yang begitu mudah goyang dan
rapuh/ patah serta dalam kegelapan.
2:2 Yesus
dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu.
Siapapun kita dan siapapun dia tidak
akan mampu mengubahkan kehidupan pribadi dan nikah kita selain Yesus lewat
Firman dan Roh Kudus sehingga kita harus selalu menghadirkan Yesus dalam hidup
kita setiap saat.
Jangan biarkan masalah itu terus menerus
menguasai kita jadi segera ambil tindakan untuk menghadirkan Yesus dalam hidup
kita.
2:3 Ketika
mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan
anggur."
Yang didapati dalam nikah yaitu
tempayan yang kosong, ini gambaran dari kehidupan kita yang kosong akan Firman
dan Roh Kudus.
Kalau nikah kita kosong dari hal-hal
yang rohani maka hidup itu hampa dan kering sehingga penuh dengan pertengkaran,
amarah, benci.
Memang nampaknya ada pesta,
Nampaknya nikah itu begitu mesra tapi sesungguhnya secara rohani nikah itu
hampa dan kosong.
2:4 Kata
Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum
tiba."
Maria itu ibu secara daging, Yesus
sendiri adalah dari ROH. Secara rohani kita bisa lihat bahwa tidak ada
hubungannya antara daging dan Roh. Karena dalam terjemahan lama kata ibu itu
adalah “perempuan”.
Jadi Bukannya ini menunjukkan
perbuatan yang tidak hormat tapi sekali lagi ini menunjukkan bahwa Yesus itu
adalah ROH.
2:5 Tetapi
ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu,
buatlah itu!"
Artinya apa yang dikatakan oleh
Firman Allah maka harus kita lakukan dengan iman. Saat ini jika Firman Tuhan
menegur kita, menyatakan kesalahan kita maka biarlah kita menerimanya agar
hidup kita mengalami keubahan.
Pelayan-pelayan ini gambaran
kehidupan kita yang melayani Tuhan, jangan kita hanya mendengar Firman atau
bahkan hanya sampai menyampaikan Firman tapi kita juga harus mempraktekkan
Firman Tuhan.
2:6 Di situ
ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi,
masing-masing isinya dua tiga buyung.
Ini gambaran dari kehidupan yang
masih ada hubungan dengan adat istiadat. Ingatlah cara manusia tidak akan bisa
menolong kita. Begitu juga dalam cara beribadah, jangan sampai mengikuti tata
cara dunia.
Ibrani 12:8 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah
kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan
kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Ibadah
yang berkenan adalah dengan mengikuti pola yang ada dalam kerajaan sorga sesuai
dengan Firman Tuhan yaitu Tabernakel. Yang mana kita beribadah dalam suasana
kebenaran, kesucian sampai mencapai kesempurnaan.
2:7 Yesus
berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh
dengan air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh.
Hidup kita ini harus ada isinya,
jika kita mendengar Firman maka kita harus perhatikan apakah Firman itu kita
simpan dalam hati kita ataukah hanya dengar dan lalu begitu saja?
Kalau hidup kita penuh dengan Firman
maka pasti kita bisa menjadi berkat bagi orang lain. Jangan sebaliknya hidup
kita diisi penuh dengan perkara-perkara yang duniawi.
Terlebih juga jangan sampai Firman itu hanya jadi
pengetahuan karena itu hanya bagaikan air yang tawar tidak memiliki rasa manis.
2:8 Lalu
kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin
pesta." Lalu mereka pun membawanya.
Saat ini jika kita merasa sudah
penuh terisi dengan Firman maka dalam tindakan kita, kita harus menunggu
perintah Tuhan dan mendengar perintahNya agar ada mujizat yang terjadi Air itu
menjadi anggur, dari yang tawar menjadi anggur yang berasa manis.
Intinya penuh dengan Firman tidak
cukup tapi kita harus taat dengar-dengaran.
2:9 Setelah
pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu -- dan ia tidak
tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu,
mengetahuinya -- ia memanggil mempelai laki-laki,
Seorang pelayan yang benar tidak
perlu menonjolkan dirinya sendiri. Yang utama adalah kita ada hubungan dengan
Yesus, karena memang kita hanya alatNya, perantaraNya.
Jangan sedikitpun kita meminta
pujian dari manusia apalagi menyombongkan diri.
2:10 dan
berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan
sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau
menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."
2:11 Hal itu
dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya
dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.
Amin.
By. Pdt.
Rudolf Labok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar