Hakim-hakim 21:6-14
Suku Benyamin dapat tetap hidup
Pasal 21 ini dalam tabernakel
secara khusus terkena pada tabut perjanjian yang berbicara soal Kabar Mempelai (nikah
rohani) sedangkan bait suci itu adalah pengajaran tabernakel sehingga
pengajaran mempelai tidak bisa dipisahkan dengan pengajaran tabernakel begitu
juga sebaliknya.
Tabut perjanjian terdiri dari
tutupan pendamaian yang terbuat dari emas murni gambaran dari pribadi Yesus
yang adalah mempelai pria surge dan peti yang terbuat dari kayu penaga yang
disalut emas luar maupun dalam yang adalah gambaran dari gereja Tuhan sebagai
mempelai wanita Tuhan.
Ay. 1-5 ini ada
hubungan dengan kasih kepada Allah yaitu kasih Agape. Bukti pertama orang yang
mengasihi Tuhan adalah kita harus beribadah kepada Allah. Seperti umat Israel
yang pergi ke Betel (rumah Allah;ibadah). Yang kedua adalah mempersembahkan
korban diatas medzbah yaitu kita mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan
yang hidup dan yang berkenan kepada Allah.
Ay.6 Orang-orang
Israel merasa kasihan terhadap suku Benyamin, saudaranya itu, maka kata mereka:
"Hari ini ada satu suku terputus dari orang Israel. ini ada
hubungannya dengan kasih kepada sesama yaitu kasih phileo. Bukti pertama orang
yang mengasihi sesama adalah (ay.13) kita bisa berdamai dengan sesama.
Perhatikanlah! Damai itu indah; Mazmur 133:1 Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan
indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
Berusahalah untuk selalu ada damai antara suami dan isteri. Orang tua dan
anak-anak, jemaat dan Imam-imam dan siapa saja sebab damai itu indah.
Jika dalam nikah maka sesama yang
pertama ialah suami dan isteri, sehingga suami harus lebih dulu mengasihi isteri
lebih dari teman siapapun dia, dan sebaliknya isteri harus lebih dulu mengasihi
suami lebih dari teman siapapun, barulah kita keluar dan mengasihi saudara,
teman dsb dengan kasih Allah.
Selain damai itu indah, damai itu
juga membawa berkat; Mazmur 133:3 Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion.
Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Jika kita sudah memiliki damai dalam hidup kita dengan Tuhan dan sesama maka
pasti Tuhan akan mencurahkan berkat bagi kita.
Bukti yang kedua orang yang
mengasihi sesama yaitu (ay.7 Apakah yang dapat kita lakukan kepada orang-orang yang tinggal itu
dalam hal mencarikan isteri, karena kitalah yang bersumpah demi TUHAN untuk
tidak memberikan seorang pun dari anak-anak perempuan kita kepada mereka
menjadi isterinya?") ada rasa terbeban untuk menjadikan saudara kita
juga sebagai mempelai (secara rohani menjadi mempelai Tuhan).
Jadi tugas gereja saat ini
menjadikan umat Tuhan sebagai mempelai wanita Tuhan.
Saat ini kita belajar pada bagian
ketiga dari pasal 21 yaitu ay. 6-24:
Bangsa Israel mencarikan isteri untuk suku
Benyamin.
Israel itu gambaran dari gereja
Tuhan, apa yang bisa diperbuat oleh gereja Tuhan untuk mempersiapkan umat Tuhan
menjadi mempelai wanita-Nya? Perhatikanlah apa yang menjadi program dalam
gereja, ingat bahwa setiap tujuan program yang ada haruslah menuju pada
persiapan sebagai mempelai Tuhan.
Ay.10 Maka perkumpulan itu menyuruh ke situ dua belas ribu
orang dari orang-orang gagah perkasa dengan memerintahkan kepada mereka,
demikian: "Pergilah, pukullah penduduk Yabesh-Gilead dengan mata pedang,
juga perempuan-perempuan dan anak-anak.
Ini merupakan suatu proses atau pergumulan dari gereja Tuhan untuk
meraih umat Tuhan dan menjadikannya sebagai mempelai wanita Tuhan dalam
kesucian (ay. 11 Tetapi perbuatlah begini: hanya semua laki-laki
sajalah dan semua perempuan yang telah pernah tidur dengan laki-laki harus kamu
tumpas." 21:12 Mereka menjumpai
di antara penduduk Yabesh-Gilead empat ratus orang anak gadis, perawan yang
belum pernah tidur dengan orang laki-laki, lalu gadis-gadis itu dibawa mereka
ke perkemahan di Silo, di tanah Kanaan.)
Untuk memperoleh mempelai wanita
atau menjadikan umat Tuhan sebagai mempelai wanita Tuhan yang suci (perawan
suci) maka gereja membutuhkan pedang yang kuat dan tajam yaitu gereja harus
memiliki kekuatan Firman dan Roh Kudus yang mampu menyucikan.
(ay.12) Saat ini gereja berperang
melawan 3 kekuatan; dunia, daging dan demon (setan). Dalam usaha kita untuk
tampil sebagai mempelai wanita Tuhan yang suci maka kita harus keluar dari
ikatan dunia, daging dan demon dengan menerima Firman Tuhan menegur kita, yang
menyatakan dosa kita sehingga kita mengalami penyucian dan terlepas dari
ikatan.
Pedang itu memiliki dua sisi (pedang
bermata dua), mata yang satu bagaikan Firman dan mata yang lain bagaikan Roh
Kudus (urim dan tumim). Jadi Firman dan Roh Kudus itu bekerja sama untuk
membentuk mempelai wanita Tuhan yang suci.
Jika Firman itu menusuk maka Roh Kudus itu menerangi
hidup kita; ibrani 4:12 Sebab firman
Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan
jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan
pikiran hati kita. 4:13 Dan tidak
ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang
kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
(ay.12) setelah kita terpisah dari
segala ikatan baik ikatan dunia, daging dan demon sehingga kita telah
benar-benar tampil sebagai perawan suci bagi Tuhan maka kita siap dijemput
untuk masuk dalam pesta perkawinan Anak Domba.
Ingatlah Firman Tuhan dimana kelak
akan terjadi perpisahan, dua orang ditempat tidur yang satu terangkat dan yang
lain tertinggal gambaran dari suami dan isteri jika saja salah satu tidak setia
dan tidak sunggu-sungguh mengasihi Tuhan maka pasti tertinggal, perpisahan yang
terjadi antara pelayan Tuhan yang satu dengan yang lain.
Gadis-gadis yang sebagai perawan
suci tersebut dibawa ke Silo, ini gambaran dari kehidupan kita jika benar-benar
mau melepaskan diri dari ikatan-ikatan maka kita membawa diri kita kepada
Tuhan, membawa hidup kita beribadah kepada Tuhan. Dan dalam ibadah atau dalam
penggembalaan tempat dimana kita menantikan Tuhan sebagai Mempelai Pria Surga
datang dengan gagahNya menjemput kita.
Silo terdapat di tanah kanaan,
kanaan gambaran dari kegerakan Roh Kudus hujan akhir artinya dalam masa
menantikan Tuhan maka kita harus setia dalam penggembalaan dan juga turut masuk
dalam pekerjaan Roh Kudus hujan akhir.
Ay. 14 Pada waktu itu kembalilah suku Benyamin, dan kepada
mereka diberikan perempuan-perempuan yang telah dibiarkan hidup dari antara
perempuan Yabesh-Gilead; tetapi belum cukup juga jumlahnya bagi mereka.
Firman Tuhan ini menyatakan bahwa
inti mempelai sudah terbentuk (wahyu
14:1-5) yaitu bangsa pilihan (bangsa Israel), tapi jumlah yang belum cukup
itu gambaran dari kesempatan atau peluang bagi kita bangsa kafir untuk dapat
masuk jumlah yang Tuhan tetapkan.
Ay.18 Tetapi kita ini tidak dapat memberikan isteri kepada mereka dari
anak-anak perempuan kita." Sebab orang-orang Israel telah bersumpah,
demikian: "Terkutuklah orang yang memberikan isteri kepada suku
Benyamin!" 21:19 Lalu kata
mereka pula: "Setiap tahun ada perayaan bagi TUHAN di Silo yang letaknya
di sebelah utara Betel, di sebelah timur jalan raya yang menuju dari Betel ke
Sikhem dan di sebelah selatan Lebona." 21:20 Maka mereka berpesan kepada bani Benyamin, demikian:
"Pergilah menghadang di kebun-kebun anggur.
Untuk menggenapkan mempelai wanita
bagi s. Benyamin maka bangsa Israel mencari calon mempelai wanita di Silo,
dikebun-kebun anggur. Artinya kehidupan yang tergembala yang tinggal dalam
kebun anggur bahkan menjadi tanaman yang berbuah, berbuah manis maka kita akan
dijadikan mempelai wanita.
Ay. 21 Perhatikanlah baik-baik; maka apabila anak-anak
perempuan Silo keluar untuk menari-nari, baiklah kamu keluar dari kebun-kebun
anggur itu, dan masing-masing melarikan seorang dari anak-anak perempuan Silo
itu menjadi isterinya dan pergi ke tanah Benyamin.
Artinya kehidupan yang dipilih
Tuhan harus benar-benar diperhatikan dengan baik, kehidupan itu harus kehidupan
yang girang yaitu hati yang penuh dengan sukacita bukan dukacita dan
kemurungan.
Sebab jika mempelai wanita itu
telah terpilih maka siap untuk dilarikan artinya telah siap untuk mengalami
penyingkiran; Wahyu 12:1-6.
Amin.
By.
Pdt. Rudolf Labok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar