Ibdh. PA, Kamis 17 Juli
2014
Kisah Rasul 4:11-12
Petrus dan Yohanes
dihadapan Mahkamah Agama
Ayat 13-18
ini merupakan larangan kepada Rasu-rasul untuk memberitakan Injil. Begitu juga
saat ini ada banyak peraturan-peraturan yang mengharuskan gereja untuk tidak
lagi beraktivitas, banyak sekali gereja-gereja yang ditutup dengan paksa,
apakah dengan begini kita turut saja?
Lihatlah Petrus (ay.18 Dan
setelah keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan
berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus. 4:19 Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan kamu
putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau
taat kepada Allah.) ia tetap taat kepada Allah untuk selalu memberitakan
Firman Tuhan.
Inilah sikap gereja seharusnya yaitu
punya ketegasan dan keberanian untuk tetap memberitakan nama Yesus dan tetap
beribadah kepada Tuhan. Jangan kita takut, jangan kita kompromi karena dalam
nama Yesus ada otoritas Allah yang harus dijunjung tinggi.
4:20 Sebab
tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami
lihat dan yang telah kami dengar."
Wajib hukumnya bagi orang percaya untuk bicara mengenai nama Yesus,
tidak bisa kita lebih taat kepada manusia dengan peraturan-peraturannya yang
melenceng dari Firman. Jika kita lebih taat kepada manusia dan lebih memilih
untuk menyenangkan hati manusia maka kita bukanlah hamba Tuhan; Gal
1:10 Jadi bagaimana sekarang:
adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan
kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka
aku bukanlah hamba Kristus.
Mengenal Petrus dan Yohanes:
Ay. 13 Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak
terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut
Yesus.
Dijaman dahulu dalam bangsa itu
orang-orang yang penting itu jika termasuk dalam golongan orang Farisi, orang
saduki, orang Yahudi dan termasuk dalam keturunan Imam-imam.
Sangat jauh berbeda dengan Petrus
dan Yohanes yang hanyalah seorang nelayan bahkan tidak terpelajar sehingga
mereka tidak terhitung dan tidak dianggap, tapi itulah Tuhan kita, kita dipilih
untuk melayani-Nya bukan karena kita orang terpandang, bukan karena kita
terkenal.
Berbeda juga
dengan Paulus, ia seorang yang berpendidikan namun ia dipakai juga untuk
melayani Tuhan, inilah cara kerja Tuhan yang tidak bisa kita kira-kira dengan
pemikiran kita.
Bila kita
yang dipilih Tuhan saat ini sama seperti Petrus yang tidak terpelajar maka
jangan kita kecil hati karena jika Tuhan yang memilih kita maka pasti Tuhan
akan memampukan kita yang utama disini adalah kita mengandalkan ROH KUDUS
karena dengan Roh Kuduslah kita mampu melayani dalam situasi apapun dan dalam
menghadapi siapapun.
1 Kor
1:26 Ingat
saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut
ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang
berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. 1:27 Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk
memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih
Allah untuk memalukan apa yang kuat, 1:28 dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi
dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk
meniadakan apa yang berarti, 1:29 supaya
jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.
Tuhan tidak
melihat keadaan luar kita, bukan kemampuan manusia kita tapi yang IA lihat
adalah ketulusan hati kita. Jadi saat ini sadarlah bahwa jika kita melayani
Tuhan itu adalah panggilan dan pilihan-Nya. Jangan pernah menganggap bahwa
menjadi saksinya Tuhan, menjadi hambanya Tuhan bukanlah pekerjaan sampingan,
bukanlah orang biasa tapi orang yang luar biasa dalam Tuhan. Tapi ingat….! Jangan
kita sombong…
Bukan berarti
juga orang yang pandai dan terpelajar tidak dipakai Tuhan, seperti yang
disebutkan diatas bahwa ada Paulus yang pandai dan terpelajar yang dipakai juga
oleh Tuhan dan banyak juga murid-murid yang lain karena tidak semua murid itu
nelayan. Tapi khusus dalam ayat yang kita pelajari saat ini mengenai Petrus dan
Yohanes yang memang tidak terpelajar.
Petrus dan Yohanes tetap berani untuk bersaksi
mengenai nama Yesus, keberanian ini didapat dari Roh Kudus; ay. 31 Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu
dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah
dengan berani. Dan tentu keberanian ini juga merupakan hasil dari doa.
Jika kita
bersaksi dan melayani dengan kekuatan Roh Kudus maka pelayanan kita akan memberi
dampak yang mengherankan.
Dan yang
utama bukan saja mengherankan tapi nampaknya karakter Kristus dalam kita,
seperti Petrus dan Yohanes juga yang dikenal sebagai pengikut Kristus.
Seperti apa karakter Kristus itu? Mat 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberi kelegaan kepadamu. 11:29
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan
rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Karekter Kristus
itu lemah lembut dan rendah hati berarti tidak mudah marah, tidak lagi membenci,
tidak sombong dsb. Ini bisa kita dapat jika kita mau belajar, kita mau
menyesuaikan diri.
Inilah bukti
bahwa Petrus dan Yohanes lemah lembut dan rendah hati (ay. 19) yaitu mereka mau
lebih taat dan dengar dengaran kepada Tuhan. Sebagai pelayan Tuhan kitapun
harus demikian yaitu lebih taat kepada Firman meskipun dalam tekanan.
Bukan hanya
dalam pelayanan, mestinya juga dalam nikah kita biarlah kita tetap memiliki
karekter Kristus yang rendah hati dan lemah lembut, dalam menghadapi suami/
isteri dan anak-anak biarlah kita tetap rendah hati dan lemah lembut.
Ay. 14 Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan
itu berdiri di samping kedua rasul itu, mereka tidak dapat mengatakan apa-apa
untuk membantahnya.
Dalam melayani
juga bukan hanya sampai memiliki dampak yang mengherankan tapi juga pelayanan kita harus
ada buktinya agar tidak ada seorangpun yang bisa membantah pelayanan kita. Secara pribadi adalah kita harus membuktikan bahwa kita telah bertobat dan berubah dari hidup yang tidak baik menjadi hidup yang baik.... ada buah-buah pertobatan.
Amin.
By. Pdt. Rudolf Labok