Study Hakim-hakim 15:1-3
15:1 Beberapa waktu kemudian, dalam musim menuai gandum, pergilah Simson
mengunjungi isterinya, dengan membawa seekor anak kambing, serta berkata:
"Aku mau ke kamar mendapatkan isteriku." Tetapi ayah perempuan itu
tidak membiarkan dia masuk.
15:2 Kata ayah perempuan itu: "Aku telah menyangka, bahwa engkau benci
sama sekali kepadanya, sebab itu aku memberikannya kepada kawanmu. Bukankah
adiknya lebih cantik dari padanya? Baiklah kauambil itu bagimu sebagai
gantinya."
15:3 Lalu kata Simson kepadanya: "Sekali ini aku tidak bersalah
terhadap orang Filistin, apabila aku mendatangkan celaka kepada mereka."
I. Kesalahan Pribadi
Simson/ Suami:
a.
Pergi dari rumah tanpa kesepakatan dengan isteri.
1 Korintus 7:5 Janganlah kamu saling menjauhi,
kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat
kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama,
supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak.
Jangan
pernah saling meninggalkan karena iblis akan berusaha untuk menggodai dan
menghancurkan nikahmu. Kalaupun ada tugas dan tanggung jawab yang mengharuskan
terpisah biarlah cepat kembali bersama agar bisa sama-sama beribadah dan berdoa
karena doa yang memperkuat nikah.
Ingatlah
suami! Jangan berharap isteri saja yang berdoa karena isteri adalah wadah yang
lemah jadi wajib juga bagi suami untuk berdoa bagi isterinya agar isteri itu
kuat.
Seperti
yang terjadi dalam nikah Simson, saat ia tinggalkan isterinya tanpa kesepatan
dan lama baru kembali maka iblis masuk menceraikan nikah mereka lewat ayah
mertuanya. Ayah mertuanya memiliki pikiran dan perasaan yang tidak disucikan
sehingga ia berprasangka bahwa Simson membenci isterinya dan akhirnya
memisahkan mereka.
Simson meninggalkan
isterinya setelah menikah 7 hari, sungguh waktu yang sangat singkat. Artinya
Hamba Tuhan jangan meninggalkan jemaat yang baru saja bertobat atau yang belum
matang itu karena bisa saja ia tergoda dan kembali pada hidup lamanya.
b.
Memberi cela atau kesempatan kepada iblis
Efesus 4:27 dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
Oleh sebab itu biarlah
hati kita diisi oleh FA.
c. Tidak ada doa
II. Kesalahan pribadi
isteri Simson:
- Berkhianat.
Yaitu ia
tidak setia pada janji pernikahannya dihadapan Tuhan. Kolose 3:18 Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana
seharusnya di dalam Tuhan.
b. Mau menerima keinginan
ayahnya.
III. Kesalahan pribadi
ayah mertua Simson:
Terlalu mengintervesi
nikah anaknya.
Jadi pada
intinya setiap persoalan ada sebabnya dan kita harus benar memeriksa terlebih
dulu sebabnya karena terkadang kitapun termasuk penyebab masalah itu ada.
Solusi:
(Hak 15:2)
-
Tidak terjebak dengan tawaran iblis.
Mertua Simson menawarkan wanita yang lebih cantik, tapi ingatlah bahwa
kebahagiaan nikah bukan dilihat dari cantiknya seorang isteri tapi dilihat dari
hati yang takut akan Tuhan yaitu ia percaya Tuhan itu ada dan segala sesuatu
itu dari Tuhan sehingga selalu beribadah dan berdoa. Amsal 31:30 Kemolekan adalah bohong dan
kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji. 31:10
Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada
permata.
31:11 Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan.
Isteri
yang cakap artinya mampu melakukan
pelayanan terhadap suami dan anak-anak. Hasilnya pasti suaminya akan
percaya padanya.
Ay.1 Apa hubungan rumah
tangga Simson dengan musim menuai gandum?
- Musim menuai gandum adalah hari sukacita.
Jadi ditengah-tengah sukacita yang dirasakan banyak orang ada nikah yang
dalam kehancuran.
- Yohanes 4:35 menguning/ matang
yaitu dewasa. Artinya jika suami maupun isteri sudah dalam kematangan
rohani atau sudah dalam kedewasaan maka pasti tidak akan mudah hancur dan
tidak akan mudah diombang ambingkan dengan macam-macam angin pengajaran
yang palsu.
2 proses untuk mematangkan rohani kita:
Efesus 4:11-14
- Mau dibangun, mau dibentuk, mau ditegur oleh
Firman Allah. Yaitu penampilan yang diubahkan.
- Bertumbuh. Yaitu sifat/ karakter yang mau
diubahkan.
Hasilnya: Dalam menghadapi masalah
dalam nikah, maka suami dan isteri tidak lagi bertengkar, tidak lagi ada
kekerasan tapi bertindak dengan iman. Amin.
By. Pdt. Rudolf Labok
Felowship Minggu, 19 Apr 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar