Hakim-hakim 21:1-7
Suku Benyamin dapat tetap
hidup
Kita telah belajar
bersama bahwa telah terjadi kasus yang sangat memilukan diantara suku Israel
yaitu suku Benyamin. Sebenarnya telah diberi kesempatan bagi suku Benyamin agar
menyerahkan orang-orang yang dursila untuk dihukum tapi suku Benyamin malah menyatakan perang.
Ini tentu terjadi
atas seijin Tuhan, dan Tuhanpun menghajar suku Benyamin sampai-sampai mereka
hampir habis. Mengapa hal ini bias terjadi?
Bangsa Israel yang
adalah bangsa pilihan tapi meskipun demikian Tuhan tidak kompromi, jika ada
dosa maka harus dibinasakan. Begitu juga dengan hidup kita, jangan puas sampai
menjadi orang percaya tapi kita harus benar-benar terlepas dari perbuatan dosa,
karena sedikit saja perbuatan dosa maka kita akan binasa karena Tuhan tidak
kompromi dengan dosa.
Yang melakukan kesalahan adalah orang-orang
dursila tapi akibatnya banyak orang yang dibinasakan. Sekali lagi sudah diberi
kesempatan hanya serahkan saja orang-orang dursila tapi mereka bersikeras
akibatnya orang-orang yang tidak bersalahpun turut jadi korban. Dalam hidup ini
jika kita diberi kesempatan untuk bertobat maka biarlah kita mempergunakan
kesempatan itu dengan baik, jangan sampai hanya kerena kesalahan kita sebagai
suami maka isteri dan anak-anak jadi korban akibat kesalahan kita atau
sebaliknya akibat kesalahan isteri maka suami dan anak-anak yang jadi korban; kis
3: 19 Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan,(23) Dan akan terjadi, bahwa semua orang
yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita.
Hak 20:47 Tetapi enam ratus orang berpaling
lari ke padang gurun, ke bukit batu Rimon, dan tinggal empat bulan lamanya di
bukit batu itu.
Yang tersisa dari
suku benyamin hanyalah 600 orang, dan merekalah yang datang menangis dihadapan
Tuhan.
Ibrani 12:7 Jika kamu harus menanggung ganjaran;
Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak
dihajar oleh ayahnya?(8) Tetapi,
jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu
bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. (9)
Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka
kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala
roh, supaya kita boleh hidup?(10)
Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang
mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita
beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. (11)
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita,
tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan
damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
Inilah rasanya
bila kita menanggung ganjaran dari Tuhan, tapi ingatlah jika kita masih
mendapat ganjaran dari Tuhan itu tandanya Tuhan masih mengasihi kita. Jika kita
menolak ganjaran Tuhan maka kita menempatkan diri kita bukan lagi anak-anak
Allah tapi anak-anak gampang.
Anak-anak gampang
ini seperti banyak yang kita lihat dijaman ini dimana ada begitu banyak
orang-orang percaya tapi hidup dalam kemabukan, kenajisan, kekotoran, kejahatan
dsb.
Sebagai orang tua
jasmani dalam mendidik dan menghajar sangat terbatas tapi jika Tuhan yang
mendidik dan menghajar maka itu akan menghasilkan kehidupan diubahkan, itupun
tergantung dari kehidupan yang mau menerima ganjaran Tuhan.
Ingatlah selalu,,,
dibalik ganjaran Tuhan ada kehidupan, kebenaran dan kekudusan.
Bagi suku Benyamin
yang sisa 600 orang tersebut yang tidak dibinasakan mendapat belas kasihan
untuk tetap hidup. Sama halnya dengan hidup kita, yang notabene penuh dengan
dosa dan kejahatan sehingga sebenarnya harus dibinasan tapi karena kasih
karunia Tuhan kita masih tetap hidup bahkan memperoleh keselamatan.
Efesus 2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. (2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu
mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa,
yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.(3) Sebenarnya dahulu kami semua juga
terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan
menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah
orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. 4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar,
yang dilimpahkan-Nya kepada kita, (5)
telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati
oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan --
Ke-600 orang
Benyamin terluput dari kematian karena mereka melarikan diri dari peperangan
maskipun sempat turut serta dalam peperangan tapi karena sadar akan kekalahan
maka merekapun melarikan diri.
Artinya bagi kita,
jika kita menemui suatu keributan maka jangan kita turut serta didalamnya tapi
biarlah kita menghindar agar kita tidak turut masuk dalam kesalahan.
Jadi sekali lagi
bahwa hidup itu adalah kasih karunia, yang jadi pertanyaan saat ini APAKAH ARTI
HIDUP INI? Arti hidup ini menurut pemazmur maka hidup itu adalah melihat
kebesaran Tuhan, memuliakan Tuhan, oleh sebab itu cintailah hidup yang masih
Tuhan berikan ini, jangan kita biarkan dirusak oleh minuman keras, rokok,
percabulan, zinah dsb.
Hak 21:2-4
(2) Ketika bangsa itu datang ke Betel dan tinggal di situ di hadapan
Allah sampai petang, maka mereka pun menyaringkan suaranya menangis dengan
sangat keras,(3) katanya:
"Mengapa, ya TUHAN, Allah Israel, terjadi hal yang begini di antara orang
Israel, yakni bahwa hari ini satu suku dari antara orang Israel hilang?" (4) Keesokan harinya pagi-pagi maka bangsa
itu mendirikan mezbah di situ, lalu mempersembahkan korban bakaran dan korban
keselamatan.
Ini merupakan
PEMULIHAN. Betel (ay.2) artinya rumah ibadah, jika kita datang kerumah Tuhan
atau jika kita datang dalam ibadah maka bukan hanya sekedar melihat satu dengan
yang lain tapi untuk menyerahkan dan mempercayakan seluruh beban pergumulan
kita dihadapan Tuhan.
Datang kepada
Tuhan merupakan awal dari pemulihan itu terjadi. Kita mulai menghapus segala
dendam, kebencian, amarah dan biarlah hati kita benar-benar berserah dan
mencurahkan seluruh isi hati kita dihadapan Tuhan, terbuka dan melepaskan semua
yang kita rasa dan kita simpan dalam hati.
Datang pada Tuhan
juga berarti kita membawa hidup kita untuk diperdamaikan dengan Allah, jadi
perdamaian terjadi dengan Allah dan dengan sesama.
Dan sebagai bukti
pendamaian yaitu dengan adanya medzbah korban bakaran. Artinya hidup kita
mengalami pertobatan yang sungguh-sungguh, mengaku dosa, dan darah Yesus
bekerja menghapus segala dosa kita.
Yang datang kepada
Tuhan untuk diperdamaikan ini adalah kesebelas suku, mereka lebih dulu
berinisiatif untuk mengadakan pendamaian dengan Tuhan, artinya jika kita mau
mengalami pemulihan maka jangan tunggu didorong-dorong oleh orang lain baru mau
datang pada Tuhan tapi saat kita sadar maka biarlah kita langsung bertindak
untuk segera menghampiri Tuhan.
Hak 21:13
Sesudah itu segenap umat itu menyuruh orang membawa pesan kepada bani
Benyamin yang ada di bukit batu Rimon, lalu memaklumkan damai kepada mereka.
Jika pendamaian dengan Tuhan telah terjadi maka kita juga
harus mengambil tindakan untuk berdamai dengan sesama, berdamai berarti
melupakan yang telah lalu.
Hak 21:1 Orang-orang Israel telah bersumpah di Mizpa,
demikian: "Seorang pun dari kita takkan memberikan anaknya perempuan
kepada seorang Benyamin menjadi isterinya."(6) Orang-orang Israel merasa kasihan terhadap suku Benyamin,
saudaranya itu, maka kata mereka: "Hari ini ada satu suku terputus dari
orang Israel. (7) Apakah yang dapat
kita lakukan kepada orang-orang yang tinggal itu dalam hal mencarikan isteri,
karena kitalah yang bersumpah demi TUHAN untuk tidak memberikan seorang pun
dari anak-anak perempuan kita kepada mereka menjadi isterinya?"
Kita mungkin sudah selamat dan dipulihkan tapi itu
bukanlah puncak dari pengikutan kita, karena puncak dari pengikutan kita adalah
masuk dalam pesta nikah, menjadi mempelai.
Jadi khusus bagi
hamba Tuhan jangan hanya mengabarkan berita mengenai berkat, keselamatan dsb.
Tapi hamba Tuhan harus juga memberitakan kabar mempelai.
Kidung agung 8:8 Kami mempunyai seorang adik
perempuan, yang belum mempunyai buah dada. Apakah yang akan kami perbuat dengan
adik perempuan kami pada hari ia dipinang?
Buah dada adalah
symbol kedewasaan, symbol kematangan rohani, dipenuhi dengan Firman, dipenuhi
Roh Kudus. Inilah yang diperlukan oleh gereja saat ini.
(9) Bila ia tembok, akan kami
dirikan atap perak di atasnya; bila ia pintu, akan kami palangi dia dengan
palang kayu aras. (10) -- Aku adalah
suatu tembok dan buah dadaku bagaikan menara. Dalam matanya ketika itu aku
bagaikan orang yang telah mendapat kebahagiaan.
Jika gereja Tuhan
sudah menjadi dewasa rohani maka yang ada adalah kebahagiaan karena otomatis
telah siap untuk masuk dalam pesta nikah bahkan menjadi Mempelai Wanita.
Amin.
By. Pdt. Rudolf Labok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar