Ibdh. PA. Kamis, 20 Februari 2014
Kisah Rasul 3:1-10
Petrus menyembuhkan orang lumpuh
Ay. 5 Lalu orang itu menatap
mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. (6) Tetapi
Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang
kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu,
berjalanlah!"
Petrus tidak memiliki apa-apa (berupa materi),
artinya dalam melayani Tuhan jangan kita mengharapkan untuk memiliki harta yang
melimpah tapi biarlah secara rohani kita kaya dalam Kristus karena memiliki
Nama Yesus. Sebagai Hamba Tuhan jangan dipusingkan dengan materi karena pasti
Tuhan akan memenuhi segala kebutuhan. Yang penting sekarang bagaimana kita
memiliki Yesus sepenuhya.
Orang yang lumpuh ini kesehariannya tidak lagi
mengharapkan kesembuhan sebab apa yang dia alami ini sudah berlangsung lama
bahkan sejak ia lahir sehingga untuk mengharapkan kesembuhan saja sudah tidak
sehingga yang ia fokus dalam kehidupannya hayalah memohon sedekah. Tapi
perhatikanlah dalam kehiduapan kita hal ini sering terjadi yaitu apa yang tidak
kita pikirkan tapi itulah yang disediakan Tuhan.
1 Kor 2:9 Tetapi seperti ada
tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah
didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia:
semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."
Dalam kita melayani Tuhan jangan sekali-kali kita
mengharapkan sesuatu dari manusia dan jangan sekali-kali kita menggantungkan
hidup kita pada harta kekayaan. Itu hanyalah penunjang dalam kita melayani
karena sebagai manusia kita butuh makanan, minuman dsb tapi bukan berarti itu
segalanya dalam melayani.
Perhatikan orang lumpuh ini, sudah tidak berdaya tapi
hidupnya hanya tertuju pada harta. Lihatlah hidup kita apakah seperti orang
lumpuh ini? Sudah tidak bersaksi, tidak melayani, tidak memuji Tuhan dsb alias
lumpuh rohani tapi masih lebih lagi mengharapkan harta kekayaan.
1 Timotius 6:17 Peringatkanlah kepada
orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan
berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah
yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. (18)
Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka
memberi dan membagi (19) dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta
sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai
hidup yang sebenarnya.
Biarlah kita kaya dalam kekayaan Kristus diantara
lain adalah KAYA DALAM PERKATAAN. Kolose 3:16 Hendaklah
perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu
dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil
menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur
kepada Allah di dalam hatimu. (17) Dan segala sesuatu yang kamu lakukan
dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan
Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
Apakah
perkataan kita adalah perkataan dalam kekayaan Kristus atau perkataan kita
hanya berdasarkan hikmat manusia saja? Jika hanya berdasarkan hikmat manusia
maka perkataan kita tidak akan menghasilkan pertobatan yang sungguh dalam
sidang jemaat tapi sebaliknya jika perkataan kita mengandung kekayaan Kristus
maka lewat perkataan itu akan melahirkan mujizat.
(6) Tetapi Petrus berkata:
"Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan
kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!“ (7) Lalu ia
memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga
kuatlah kaki dan mata kaki orang itu.
Ayat 6 ini masih dalam batasan teori tapi pada
ayat yang ke 7 itu sudah merupakan praktek dalam pelayanan. Sehingga pelayanan
Petrus dan Yohanes ini perlu kita contohi.
Mereka
mengulurkan tangan artinya pelayanan kita harus sampai bisa sidang jemaat
merasakan sentuhan, sebab inilah kunci dimana orang lumpuh ini bisa berdiri.
Jadi pada intinya pelayanan kita jangan hanya teori tapi juga prakteknya yaitu
melayani sampai orang lain bisa bangkit dan berdiri.
Petrus
membantu orang lumpuh itu sampai berdiri, setelah mata kakinya kuat maka dengan
sendirinya orang itu berjalan mengikuti mereka sambil melompat. Artinya sebagai
Hamba Tuhan kita membawa sidang jemaat berdiri sampai kuat dalam Firman (mata
kakinya kuat) untuk berjalan maju itu tinggal urusan pribadi masing-masing
sehingga Tuhan membawa kita menjadi sidang jemaat dan Hamba Tuhan yang mandiri,
kuat, dewasa, tidak lagi didorong-dorong untuk beribadah tapi dengan sendirinya
berjalan maju.
(8) Ia melonjak berdiri
lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan
dan melompat-lompat serta memuji Allah.
Dalam
beribadah adakalanya kita melihat orang memuji Tuhan sambil melompat-lompat,
hal ini perlu kita cermati, jika itu dilakukan dalam kuasa Roh Kudus maka jangan
sampai kita menghina tapi jika dilakukan dalam daging maka kita minta hikmat
dari Tuhan untuk dapat menghentikannya.
(9) Seluruh rakyat itu
melihat dia berjalan sambil memuji Allah, (10) lalu mereka mengenal dia
sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah,
sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya.
Ini
mengenai cara pandang. Biasanya manusia itu hanya melihat orang lain tapi tidak
melihat keadaan dirinya sendiri. Perhatikan! Jangan lagi kita melihat orang
lain apalagi melihat masa lalunya, tapi biarlah kita melihat pekerjaan Tuhan
yang terjadi dalam kehidupan orang tsb yang menjadi kesaksian yang baik. Begitu
juga bagi kita, jangan lagi kita memandang pada masa lalu kita tapi biarlah
kita membawa hidup kita untuk dibaharui oleh Tuhan.
Amin.
By. Pdt. Rudolf Labok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar