Hakim-hakim 19:20-30
Perbuatan Noda diGibea
Kita
ketahui bersama bahwa gundik ini berasal dari suku Yehuda, suaminya dari suku
Lewi dan yang melakukan noda itu adalah suku Benyamin jadi hal ini terjadi
diantara saudara bersaudara dan kejadian ini sangat keji dan baru terjadi (ay.
30).
Kitab
Hakim-hakim ini bersuasana perang atau suasana pergumulan tapi hal ini terjadi
diKanaan yang arti rohaninya adalah kegerakan Roh Kudus hujan akhir, diKanaan
ini terdapat susu dan madu yang melimpah tanda suatu kekayaan dan
kesejahteraan. Sedangkan jika dikaitkan dengan Tabernakel maka secara
keseluruhan kitab ini terkena pada Pintu Kemah yang mmemiliki 5 tiang dan
tirainya yang memiliki 4 warna yang menggambarkan 4 sifat Yesus. Tiang pintu
kemah ini gambaran dari 5 jabatan dalam
pelayanan. Dan pelayanan ini dijalani oleh suku Lewi, baik memasang Tabernakel
maupun membongkarnya sesuai dengan perintah Tuhan.
Ay. 20 Lalu berkatalah orang
tua itu: "Jangan kuatir! Segala yang engkau perlukan biarlah aku yang
menanggung, tetapi janganlah engkau bermalam di tanah lapang kota ini."
Kisah ini
terjadi dalam nikah seorang Lewi ini saat mereka hendak kembali kerumahnya jadi
hal ini terjadi ditengah jalan, artinya saat ini kita gereja Tuhan sedang dalam
perjalanan menuju tujuan kita untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Ditengah
jalan ini banyak hal yang bisa terjadi yang bisa menentukan apakah kita akan
sampai tujuan dengan selamat atau tidak.
Jika kita
seorang pemabuk, penjahat dsb maka kita adalah kawan iblis tapi jika orang yang
takut akan Tuhan dan sedang berjalan dalam jalan Tuhan maka kita menjadi
incaran iblis karena iblis tidak mau kita mencapai tujuan akhir yaitu ia tidak
ingin kita mencapai keslamatan jiwa. 1 Petrus 1:8-9 Sekalipun kamu belum pernah
melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu
sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang
tidak terkatakan, (9) karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu
keselamatan jiwamu.
Saat kita
berjalan dalam iman atau dalam percaya kita kepada Tuhan maka iblis sangat
tidak senang. Karena jika kita telah memperoleh keselamatan maka kita adalah
milik Tuhan.
1 Petrus 1:6-7 Bergembiralah akan hal
itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai
pencobaan. (7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian
imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji
kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan
dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Tapi perhatikan!
Dalam kita hendak mencapai tujuan iman kita maka kita akan melewati
berbagai-bagai tantangan dan rintangan (salib). Sehingga bagi daging kita
merasa sangat tidak enak tapi jika kita merenungkannya maka Salib itu sangat
indah jika hadapi dengan iman walaupun konsekuensi dari Salib itu adalah air
mata. Seperti yang dialami oleh Lewi ini yang harus kehilangan istrinya.
Cobaan dan
rintangan itu merupakan ujian bagi iman kita karena Tuhanpun ingin melihat
sejauh mana iman kita kepadaNya. Jika iman kita sungguh-sungguh kepada Tuhan
maka pada hari Tuhan kita akan menyongsong DIA dan kita memperoleh puji-pujian
dari Tuhan.
Jadi saat
ini jika dalam perjalanan, kita
menghadapi masalah maka biarlah kita menyelesaikannya agar tidak menghambat
perjalanan kita mencapai tujuan.
AY. 22 Tetapi sementara mereka
menggembirakan hatinya, datanglah orang-orang kota itu, orang-orang dursila,
mengepung rumah itu. Mereka menggedor-gedor pintu sambil berkata kepada orang
tua, pemilik rumah itu: "Bawalah ke luar orang yang datang ke rumahmu itu,
supaya kami pakai dia."
Kehidupan
dursila adalah orang-orang yang dikuasai oleh kejahatan dan kenajisan.
Contohnya seperti dalam 1 Samuel 2:12 Adapun anak-anak lelaki
Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN,
Perhatikan!
Jangan sampai kita seperti anak-anak Imam Eli ini, jika digereja kita dikenal sebagai orang yang
saleh dan yang melayani Tuhan maka jangan sampai diluar kita adalah orang yang
jahat, pemabuk, pezinah dsb (sangat dursila).
Kejahatan anak Imam Eli
adalah: Ay. 16 Apabila orang itu menjawabnya: "Bukankah
lemak itu harus dibakar dahulu, kemudian barulah ambil bagimu sesuka
hatimu," maka berkatalah ia kepada orang itu: "Sekarang juga harus
kauberikan, kalau tidak, aku akan mengambilnya dengan kekerasan.“ Ay. 17 Dengan
demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan TUHAN, sebab
mereka memandang rendah korban untuk TUHAN. Ay. 22Eli telah
sangat tua. Apabila didengarnya segala sesuatu yang dilakukan anak-anaknya
terhadap semua orang Israel dan bahwa mereka itu tidur dengan
perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan,
(ay. 22)......mengepung
rumah...... Artinya kita anak Tuhan harus waspada dimanapun kita berada karena
kejahatan dan kenajisan ini bisa saja mengepung rumah kita atau menyerang nikah
kita .
Satu hal yang dijaga
yaitu pintu rumah kita, jangan sampai kita buka. Seandainya pintu tetap
tertutup maka hal keji itu tidak akan terjadi.
Rumah
disini gambaran dari Penggembalaan, jika kita tetap dalam penggembalaan maka
hidup nikah kita dan pribadi kita akan tetap terjaga kesuciannya tapi jika kita
keluar dari penggembalaan maka kita akan diserang oleh berbagai kejahatan dan
kenajisan sehingga hidup kita dan nikah kita hancur.
Orang
dursila digambarkan Firman Tuhan seperti anjing dan babi yang tidak menghargai
barang yang berharga. Jadi orang-orang yang tidak lagi menghargai Firman Tuhan
termasuk dalam orang-orang dursila.
(ay. 22).......pemilik
rumah...... Sebuah rumah itu ada pemiliknya. Seorang pemilik rumah bertanggung jawab
atas keselamatan semua orang yang ada dalam rumah itu.
Ay. 23 Lalu keluarlah pemilik
rumah itu menemui mereka dan berkata kepada mereka: "Tidak, saudara-saudaraku,
janganlah kiranya berbuat jahat; karena orang ini telah masuk ke rumahku,
janganlah kamu berbuat noda.
Siapa
pemilik rumah itu? Ibrani 3:5-6 Dan Musa memang setia dalam
segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang
akan diberitakan kemudian, (6) tetapi Kristus setia sebagai Anak yang
mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada
akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.
Jadi
pemilik rumah itu adalah Yesus. Jika Yesus pemilik rumah maka IA akan berani
berkata TIDAK terhadap dosa. Kita akan aman jika pemilik rumah itu adalah
Yesus. Dalam pembahasan ini rumah disini gambaran dari hidup kita (1
korintus 3:16-17, 6:19-20).
Jika kita menjadikan
Yesus kepala yang mengepalai hidup kita maka kita akan berani berkata TIDAK
pada perbuatan dosa!
........mengedor-ngedor
pintu......... Saat seperti apa kita harus membuka pintu itu kita harus jeli, jika yang
mengetuk pintu itu adalah Firman maka bukalah pintu, jika yang mengetuk pintu
adalah Roh Kudus maka bukalah pintu, jika yang mengetuk pintu adalah orang yang
membutuhkan pertolongan maka bukalah pintu tapi jika yang mengetuk pintu adalah
iblis maka jangan sekali-kali membuka pintu. Yang utama disini adalah kita haru
tahu siapa yang mengetuk pintu. Agar kita tidak salah membukakan pintu.
Ingat
iblispun bisa memakai cara yang halus agar kita membuka pintu rumah kita jadi
hati-hati! Kita harus benar-benar tahu dulu siapa yang mengetuk pintu.
Ay. 25 Tetapi orang-orang itu
tidak mau mendengarkan perkataannya. Lalu orang Lewi itu menangkap gundiknya
dan membawanya kepada mereka ke luar, kemudian mereka bersetubuh dengan
perempuan itu dan semalam-malaman itu mereka mempermainkannya, sampai pagi.
Barulah pada waktu fajar menyingsing mereka melepaskan perempuan itu.
..........tidak mau
mendengarkan........... Kita harus mendengarkan perkataan Firman.
Dalam ayat
ini kita bisa tahu siapa sebenarnya penyebab kehancuran hidup gundik ini. Sang
pemilik rumah berusaha mempertahankan keadaan agar tidak terjadi noda tapi Lewi
itu sendirilah yang menangkap isterinya dan diserahkan kepada orang-orang
dursila.
Banyak
kali dalam hidup kita Tuhan berusaha untuk mempertahankan hidup kita agar tetap
suci dihadapan Tuhan tapi kita sendiri yang menyerahkan hidup kita diperkosa
oleh iblis. Saat kita ijinkan pintu pancaindera kita dibuka baik itu lewat
mata, kita ijinkan mata kita melihat hal yang tidak suci maka kita sedang
diperkosa iblis! Akhirnya kita mengalami kematian rohani.
Matius 5:27-28 Kamu telah mendengar
firman: Jangan berzinah. (28) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang
yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di
dalam hatinya.
Semua
panca indera kita merupakan pintu dalam hidup kita. Dengan mendengar, melihat,
berucap, berpikir, berbuat yang salah maka kita sudah membuka pintu hidup kita
bagi kejahatan dan kenajisan sehingga kita dalam keadaan diperkosa. Oleh sebab
itu hati-hati dalam mendengar, melihat, berpikir, berbuat dan berucap.
Mengapa sasarannya
adalah perempuan?
1 Petrus 3:7 Demikian juga kamu, hai
suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih
lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu
kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
Karena
perempuan merupakan wadah yang peling lemah menurut Firman Tuhan. Jadi lihatlah
iblis mencari sassaran yang lemah.
Perempuan
ini gambaran dari gereja Tuhan, sehingga
dimata Tuhan kita ini wadah yang lemah. Dan iblis berusaha mencari kelemahan
kita sehingga kita butuh perlindungan dan satu-satunya yang mampu melindungi
kita adalah Yesus.
Kita harus menyadari bahwa
hidup kita ini lemah tanpa Tuhan, jadi biarlah kita tetap dalam penggembalaan
karena hanya dekat dan hanya dalam Tuhanlah kita bisa kuat, hanya dalam Yesus
kita bisa bertahan dan tidak jatuh dalam dosa.
1 korintus 7:5 Janganlah kamu saling
menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu
mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup
bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan
bertarak.
Kita
manusia wadah yang lemah, tidak akan tahan diuji, dicoba. Sebagai suami isteri secara jasmani kita
perlu menanamkan kesepakatan dalam nikah agar tidak jatuh atau nikah itu tidak
rusak. Dalam hal rohani maka sangat kita berjaga-jaga agar jangan sampai kita
jauh dari Tuhan agar jangan gelap seluruh tubuh kita.
Efesus 5:22
Kasih merupakan dasar,
jika nikah kita didasari dengan kasih maka nikah itu akan terus terikat dan
tidak mudah dihancurkan.
Ciri-ciri dari kasih
dalam nikah:
- Isteri Tunduk terhadap suami (ay.22)
- Suami menyelamatkan isteri (ay.23)
- Rela berkorban (ay.25)
- Tidak ada noda, semua disucikan yaitu seluruh
pancaindera (ay. 26)
Jadi pertahankan hidup
kita dalam penggembalaan agar terus menerima Firman Allah yang mengontrol hidup
kita agar tetap suci kudus bagi Tuhan.
Amin
By. Pdt. Rudolf
Labok