Kisah Rasul 5:1-11
Ananias dan Safira
Pada
pasal 5:1-11 ini telah kita pelajari bersama pada hari minggu seperti yang bapa
gembala sampaikan yang mana dalam tebernakel ini terkena pada Meja Roti Sajian.
Alat ini
menggambarkan hati yang harus terus ada persekutuan dengan Firman Allah bahkan
dikuasai oleh Firman Allah.
Dalam
Firman Tuhan juga berkata kita harus selalu merindukan Firman-Nya bagaikan
seorang bayi yang baru lahir yang selalu merindukan air susu (1 Pet 2:2). Firman Tuhan yang adalah
makanan rohani ini membawa kita pada pertumbuhan rohani.
Untuk dapat memiliki hati yang merindukan
Firman Tuhan maka kita harus terlebih dahulu kita harus mengalami kelepasan; 1 Pet 2:1 Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala
macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.
Diakhir
zaman ini kerinduan kita akan Firman Allah harus meningkat bukan lagi keriduan
bagai seorang bayi tapi kerinduan bagai seorang Mempelai Wanita kepada Mempelai
Pria Sorga.
Karena
jika bagaikan seorang bayi berarti makanan yang kita rindukan adalah makanan
yang lembek dan berarti kita masih sama seperti bayi atau anak kecil sedangkan
dilihat dari sudut waktu saat ini kita harus semakin dewasa rohani jadi kita
harus berusaha memiliki kerinduan yang bagaikan seorang Mempelai Wanita yang
berarti makanan yang kita butuhkan adalah makanan keras yaitu Firman Tuhan yang
keras, tajam, Firman Penyucian yang akan terus membawa kita semakin dewasa
rohani sehingga layak bersanding dengan Mempelai Pria Sorga. Ini adalah suatu
peningkatan.
Kid
5:2 Aku
tidur, tetapi hatiku bangun. Dengarlah, kekasihku mengetuk. "Bukalah
pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun,
dan rambutku penuh tetesan embun malam!"
Hati yang
rindu yaitu hati yang selalu mau dilawat oleh Firman Penyucian, untuk selalu
ada persekutuan dengan Firman. Saat kita mendengar Firman Tuhan maka saat itu
Tuhan sedang mengetuk pintu hati kita, satu hal yang perlu kita perhatikan
adalah kita harus selalu berjaga-jaga (“….hatiku
bangun…”). Jangan kita mengeraskan hati kita! Ingatlah Firman itu dekat
dengan kita yaitu dimulut dan dihati kita sehingga jika Firman itu mengetuk
hati kita maka segeralah kita buka hati kita agar kita menerima keselamatan (Ibr 3:7-11).
Jika
Firman mengetuk hati kita dan kita tetap mengeraskan hati kita maka akibatnya
kita tidak akan mendapatkan keselamatan dan tidak dapat masuk dalam tempat
perhentian yang Tuhan siapkan.
Suara
Mempelai Pria Sorga yang mengetuk pintu hati kita itu tidak dapat didengar
dengan telinga jasmani kita tapi didengar dengan telinga rohani sehingga yang
kita butuhkan adalah hati yang benar-benar mengasihi DIA sebab suara-NYA itu
sangat lembut tidak kasar (Kid 5:2).
“……Bukalah pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku,
karena kepalaku penuh embun, dan
rambutku penuh tetesan embun malam!" artinya
Mempelai Pria Sorga itu sendiri menjunjung tinggi Firman Pengajaran itu (Ul 32:2) sehingga kitapun harus selalu
menghargai dan menjunjung tinggi Firman Pengajaran.
Kid 5:3 "Bajuku telah kutanggalkan, apakah aku akan mengenakannya lagi?
Kakiku telah kubasuh, apakah aku akan mengotorkannya pula?"
Untuk berjumpa dengan Mempelai Pria
Sorga maka jangan kita takut berkorban tapi kita harus ada kerelaan.
5:4 Kekasihku
memasukkan tangannya melalui lobang pintu, berdebar-debarlah hatiku.
Jika kita sudah mendengar Firman
Tuhan atau suara Mempelai itu maka jangan kita berlambat-lambat untuk
menerima-NYA agar kita tidak menyesal kemudian.
5:5 Aku
bangun untuk membuka pintu bagi kekasihku, tanganku bertetesan mur; bertetesan
cairan mur jari-jariku pada pegangan kancing pintu. 5:6 Kekasihku kubukakan pintu, tetapi kekasihku sudah pergi,
lenyap. Seperti pingsan aku ketika ia menghilang. Kucari dia, tetapi tak
kutemui, kupanggil, tetapi tak disahutnya.
Jika kita tidak segera merespon
Firman kita bisa-bisa tertinggal dan tidak dapat menemukanNya kembali. Seperti
yang dinubuatkan dalam kitab Amos. Jadi sekali lagi selagi Firman itu masih ada
maka jangan kita keraskan hati kita.
Kis
5:1 Ada seorang lain yang bernama
Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah.
5:2 Dengan
setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain
dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
Dalam mempersembahkan
sesuatu kepada Tuhan maka jangan sampai hati kita setengah-setengah dalam
mempersembahkannya. Terlebih dalam hal milik Tuhan yaitu perpuluhan, sehingga
segala sesuatu berkat yang kita terima maka haruslah kita mempersembahkan apa
yang menjadi milik Tuhan.
Persembahan
itu juga bukan sekedar perpuluhan yang bicara soal materi saja tapi persembahan
itu juga adalah bagaimana kita membawa kehidupan kita kepada Tuhan, membawa
diri kita untuk beribadah kepada Tuhan.
Kis
5:3 Tetapi
Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau
mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?
5:4 Selama
tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual,
bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan
perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai
Allah."
Hari-hari
ini jangan kita biarkan hati kita dikuasai iblis, karena bisa saja kita
mengalami hal seperti Ananias dan Safira dan terlebih lagi menjadi sama seperti
Yudas Iskariot sehingga hati kita menjadi jahat; selalu ada dusta, kebencian,
pembunuhan dsb (Luk 22:3-6).
Jangan
pula kita bermain-main dengan ALLAH, karena DIA adalah pribadi yang
menghanguskan, Pribadi yang Mulia.
Kis
5:5 Ketika mendengar
perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan
semua orang yang mendengar hal itu.
5:8 Kata
Petrus kepadanya: "Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah tanah itu
kamu jual?" Jawab perempuan itu: "Betul sekian."
5:9 Kata
Petrus: "Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan?
Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan
mereka akan mengusung engkau juga ke luar."
5:10 Lalu
rebahlah perempuan itu seketika itu juga di depan kaki Petrus dan putuslah
nyawanya. Ketika orang-orang muda itu masuk, mereka mendapati dia sudah mati,
lalu mereka mengusungnya ke luar dan menguburnya di samping suaminya.
5:11 Maka
sangat ketakutanlah seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar hal itu.
Yang kita
perlukan saat ini adalah rasa hormat dan takut akan Tuhan. Bukan takut akan
kematian yang dialami oleh Ananias dan Safira tapi takutlah akan Tuhan; Mat 10:28 Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi
yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa
membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
Jika kita hormat dan takut akan Tuhan maka kita akan terlepas dari api
neraka.
Amin
By. Pdm. Ariel Yoseph Labok