Selasa, 11 Maret 2014

Ketaatan

Ibdh. Fellowship, Minggu 2 Maret 2014
 
Hakim-hakim 19:22-30
Perbuatan Noda diGibea

                Hal yang terjadi ini merupakan perbuatan yang sangat keji dan kejam. Dan yang kita baca ini adalah salah satu bentuk dosa yang dilakukan terhadap sesama saudara karena ini terjadi diantara suku-suku diIsrael yaitu suku Lewi dan Benyamin.
Jelas ini adalah dosa yaitu pelanggaran akan hukum Allah dan tentu setiap pelanggaran hukum itu ada sangsinya.

AYAT 23-24 Lalu keluarlah pemilik rumah itu menemui mereka dan berkata kepada mereka: "Tidak, saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat; karena orang ini telah masuk ke rumahku, janganlah kamu berbuat noda. (24) Tetapi ada anakku perempuan, yang masih perawan, dan juga gundik orang itu, baiklah kubawa keduanya ke luar; perkosalah mereka dan perbuatlah dengan mereka apa yang kamu pandang baik, tetapi terhadap orang ini janganlah kamu berbuat noda."
                Sudah ada larangan untuk tidak berbuat dosa, tapi tidak didengar dan tidak ditaati. Ingatlah bahwa Firman Tuhan itu sifatnya PERINTAH dan LARANGAN. Kejadian 2:15-17 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. (16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, (17) tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
                Pemilik rumah yang memberi tumpangan pada orang Lewi itu yang merupakan orang yang sudah tua sudah memberi larangan untuk jangan berbuat dosa bahkan jika kita lihat dalam ayat-ayat diatas orang tua tersebut memberi larangan bahkan sampai 3x ini tandanya sangat penting.
Firman Tuhan jika disampaikan sampai berulang-ulang tandanya hal tersebut sangat penting. Dan jika melanggar peintah Allah yang berarti melakukan dosa pasti ada upahnya. 1 Yoh 3:4 Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah. Yoh 12:48 Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.
                Saat kita menolak Firman Tuhan atau tidak mau melakukan perintah Firman maka dengan sendirinya kita telah menjadikan Firman Tuhan itu hakim bagi diri kita sendiri.
Ibrani 6:4-6 Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (5) dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, (6) namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.
                Sudah tiga kali orang-orang dursila itu diberi larangan tapi tidak mau mendengar artinya mereka sudah tahu Firman Tuhan tapi dengan sengaja berbuat dosa maka tidak ada pengampunan karena itu merupakan penghinaan terhadap Pengorbanan Kristus. Ibrani 10:26 Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
1 Yoh 3:6 Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.
                Ini merupakan perkembangan dari dosa, dosa itu membuat orang tertutup matanya sehingga orang tidak lagi melihat Tuhan yang Benar, Tuhan yang Kudus, Tuhan yang Suci tapi yang dilihat hanyalah pekerjaan iblis yang membuat dia terus dalam kejahatan sehingga tidak mengenal apa itu kebaikan, apa itu kekudusan, apa itu hal-hal yang rohani.
1 Yoh 3:7-8 Anak-anakku, janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; (8) barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.
                Otomatis jika tetap dalam dosa maka pandangan tertutup dan akibatnya kita kehilangan arah dan tersesat.
Orang-orang dursila diatas itu termasuk dalam suku Benyamin, ini gambaran dari kehidupan saat ini yang mana banyak orang-orang yang percaya Yesus (kristiani) tapi hidupnya dursila. Dan ini dalangnya adalah iblis karena dia tidak mau kita hidup suci, hidup benar dan hidup kudus sama seperti Kristus sehingga ia berusaha membuat kita jatuh dalam dosa agar mata kita tidak mengenal Tuhan lagi.

AYAT 25 Tetapi orang-orang itu tidak mau mendengarkan perkataannya. Lalu orang Lewi itu menangkap gundiknya dan membawanya kepada mereka ke luar, kemudian mereka bersetubuh dengan perempuan itu dan semalam-malaman itu mereka mempermainkannya, sampai pagi. Barulah pada waktu fajar menyingsing mereka melepaskan perempuan itu.
                Pasal 19 hakim-hakim ini terkena Tabut Perjanjian gambaran dari Kabar Mempelai. Jadi sasaran iblis akhir-akhir ini adalah mengincar kehidupan nikah hamba-hamba Tuhan dan anak-anak Tuhan yang sedang setia bersekutu dengan Tuhan, bersekutu dengan Firman, nikah yang sedang berbicara kesucian dsb. Sehingga dengan cara apapun iblis itu bekerja, kalau perlu dengan kekerasan.
Jadi hati-hati! Iblis berusaha merusak isteri, merusak suami, merusak anak gadis.
                Lihatlah pada ayat 22 dimana mereka sedang bergembira, orang-orang dursila itu datang artinya saat nikah kita sedang berbahagia dalam Tuhan, suami isteri satu dalam doa dan penyembahan, sedang dalam keharmonisan maka jangan sampai kita lengah tapi kita tetap waspada dan berjaga-jaga karena pada saat itu iblis sedang mengincar kita. Suami harus tetap berdoa buat isteri dan sebaliknya isteri berdoa bagi suami.
                Orang-orang dursila mengepung sekeliling rumah artinya iblis mengelilingi kita dan mengincar kita untuk mencari  kesempatan agar menjatuhkan kita. Ketika iblis berhasil masuk maka kita bisa lihat perubahan dalam nikah yang mana tidak lagi ada damai, tapi yang ada adalah pertengkaran. Ini artinya kita tidak siaga!
                Orang Lewi diatas menyerahkan isterinya kepada orang dursila, sebagai suami itu gambaran dari Kepala dan isteri adalah tubuh, tapi tubuhnya diserahkan pada hal yang cabul. 1 Kor 6:15-16 Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak! (16) Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging."
                Jadi kehidupan gundik saat itu gambaran dari kehidupan gereja Tuhan yang sedang dipermainkan dalam dosa percabulan, dosa perzinahan. Sehingga hidup dikuasai oleh kuasa daging, perbuatan daging karena telah menjadi satu daging dengan dosa tersebut.
1 Kor 6:17 Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.
Oleh sebab itu jangan kita serahkan hidup kita dalam dosa perzinahan/ percabulan tapi biarlah kita serahkan pada Tuhan.
                Apa yang dilakukan dari seorang Lewi itu merupakan gambaran dari suami yang tidak bertanggung jawab. Padahal Firman Tuhan sangat jelas bahwa seorang suami itu harus bertanggung jawab terhadap keselamatan isterinya. Tapi dunia saat ini terbalik, suami membiarkan isterinya tetap dalam perbuatan dosa bahkan kita lihat bahwa ada banyak suami yang membiarkan isterinya menjadi pelacur demi mendapatkan kebutuhan hidup, sungguh sangat besar dosa yang terjadi saat ini.
Ayat  25 ...........mempermainkannya.............. Kata ini bisa kita simak baik-baik bahwa untuk keadaan saat ini atau jaman sekarang hal ini adalah tontonan pornografi. Perhatikan! Jangan sampai hidup kita terjebak didalamnya karena ini adalah strategi iblis untuk membuat Hamba Tuhan mati, anak Tuhan mati, gereja Tuhan mati! Sehingga puncaknya adalah babel besar yaitu ibu dari percabulan, dari raja sampai rakyat jatuh dalam dosa seks.
                Jadi jaga nikahmu! Ingat dari sejak taman Eden iblis sudah mengincar nikah, ingatlah akan Tuhan Yesus Kristus dan tetap dalam penggembalaan, berpegang terus pada Firman Allah karena ini satu-satunya yang memampukan kita menghadapi siasat iblis dan Yesuslah satu-satunya yang menjadi perlindungan kita. Harta dunia tidak menjamin keselamatan nikah kita, kekayaan tidak menjamin keselamatan hidup kita.
Dipagi hari sang gundik kembali tapi terlambat karena akhirnya mati. Artinya jangan sampai kita terlambat, jangan tunggu kita benar-benar binasa baru mau kembali pada Tuhan.

AYAT 29 Sesampai di rumah, diambilnyalah pisau, dipegangnyalah mayat gundiknya, dipotong-potongnya menurut tulang-tulangnya menjadi dua belas potongan, lalu dikirimnya ke seluruh daerah orang Israel. (30) Dan setiap orang yang melihatnya, berkata: "Hal yang demikian belum pernah terjadi dan belum pernah terlihat, sejak orang Israel berangkat keluar dari tanah Mesir sampai sekarang. Perhatikanlah itu, pertimbangkanlah, lalu berbicaralah!"
Hal ini menunjukkan pada kita bahwa dosa itu semakin meningkat.
Wahyu 22:11 Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!“ (12) "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.
Jadi semua tergantung pilihan kita, jika mau selamat maka masuklah dalam kebenaran, kesucian dan kekudusan tapi kalau tetap dalam dosa maka upahnya adalah kebinasaan, neraka kekal.
1 Raj 11:29-33 Pada waktu itu, ketika Yerobeam keluar dari Yerusalem, nabi Ahia, orang Silo itu, mendatangi dia di jalan dengan berselubungkan kain baru. Dan hanya mereka berdua ada di padang. (30) Ahia memegang kain baru yang di badannya, lalu dikoyakkannya menjadi dua belas koyakan. (31) dan ia berkata kepada Yerobeam: "Ambillah bagimu sepuluh koyakan, sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari tangan Salomo dan akan memberikan kepadamu sepuluh suku. (32) Tetapi satu suku akan tetap padanya oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem, kota yang Kupilih itu dari segala suku Israel. (33) Sebabnya ialah karena ia telah meninggalkan Aku dan sujud menyembah kepada Asytoret, dewi orang Sidon, kepada Kamos, allah orang Moab dan kepada Milkom, allah bani Amon, dan ia tidak hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dengan melakukan apa yang benar di mata-Ku dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku, seperti Daud, ayahnya.
Jadi potongan-potongan yang terbagi tersebut merupakan gambaran dari umat Tuhan yang sudah tidak lagi bersatu, yang ada adalah perpecahan. Ini akibat dari dosa!
Apa yang dilakukan orang Lewi tersebut terhadap mayat isterinya ternyata untuk menyadarkan bangsa Israel bahwa mereka sudah tidak lagi dalam persatuan, sudah tidak lagi saling mengasihi. Namun akhirnya cara ini membuat Israel sadar, artinya sangat aneh bagi kita karena dengan mayat Israel sadar dan mulai bersatu,,,, inilah cara Tuhan yang tidak terpikirkan bagi kita manusia.
1 Sam 11:6-7 Ketika Saul mendengar kabar itu, maka berkuasalah Roh Allah atas dia, dan menyala-nyalalah amarahnya dengan sangat. (7) Diambilnyalah sepasang lembu, dipotong-potongnya, lalu potongan-potongan itu dikirimkannya ke seluruh daerah Israel dengan perantaraan utusan, pesannya: "Siapa yang tidak maju mengikuti Saul dan mengikuti Samuel, lembu-lembunya akan diperlakukan juga demikian." Lalu TUHAN mendatangkan ketakutan kepada bangsa itu, sehingga majulah mereka serentak.
Kisah ini juga sama dengan kisah diatas, yang mana cara Tuhan berbeda dengan cara kita.
                Pada hakekatnya kes
atuan itu tidak mudah karena butuh pengorbanan. Seperti Yesus yang demi mempersatukan kita DIA rela mengorbankan dirinya sendiri. Jika kita ingin nikah kita tetap dalam kesatuan maka kita harus mengorbankan kegoisan kita antara suami dan isteri, orang tua dan anak-anak. Jika kita tidak mau berkorban maka tidak akan terjadi kesatuan.
Begitu juga jika kita rindu bersatu dengan Tuhan maka kita harus rela berkorban, mengorbankan semua keinginan daging kita, mengorbankan waktu kita dsb. Amin.

By. Pdt. Rudolf Labok