Jumat, 28 September 2012

KEDEWASAAN


Ringkasan Firman Tuhan, Kamis , 27 Sept 2012

Yohanes 21:15-19
21:15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
21:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
21:19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."
    Minggu lalu kita telah belajar bersama bahwa yang menjadi dasar utama dalam menggembalakan domba-domba adalah KASIH. Kali ini kita akan melihat dasar kedua dalam menggembalakan domba-domba atau dasar dalam kita melayani (Matius 22:36-39). Dasar  yang kedua adalah
HIDUP DALAM KEDEWASAAN ROHANI.
Ciri-ciri orang yang dewasa atau matang rohani:
A. Ibrani 5:14 Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
*      Memiliki Panca indera yang terlatih.
    Mengapa pancaindera kita harus terlatih?
              1.          Agar mampu menerima makanan keras dan mampu mencernanya. Artinya tidak menolak Firman yang keras, Firman yang menegur kesalahan tapi sebaliknya menerimanya dan menyadarinya. Kalau pancaindera tidak terlatih maka kita akan sama dengan murid-murid yang dikisahkan dalam Yohanes 6:59-60,66-69 yaitu
6:59 Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
6:60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
6:66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
6:67 Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?"
6:68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;
6:69 dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."
  Firman pengajaran itu memang sangat tajam dan keras yang menegur kesalahan kita tapi membawa kita pada kehidupan yang kekal, jangan kita meninggalkan Firman Pengajaran. Seperti keyakinan atau Pengakuan awal Petrus.
             2.          Agar mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat.
Ibrani 6:1-6 6:1 Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah,
6:2 yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.
6:3 Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya.
6:4 Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus,
6:5 dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang,
6:6 namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.
  Jika kita mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat mka kita tidak gampang murtad. Jika kita tidak melatih diri atau kerohanian dan hanya sekedar tahu tentang Firman yang dasar saja dan tidak mengembangkan diri untuk mengetahui tentang Firman lebih dalam lagi maka akan mudah murtad dan meninggalkan Tuhan. Selain kita kegereja kita juga bisa melatih pancaindera kita dirumah dengan baca Firman dan berdoa agar jadi teguh sehingga jika ada godaan dan tantangan kita tidak mudah murtad.
B. 1 Korintus 14:20 Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!
*      Memiliki pemikiran yang dewasa/ yang matang.
Filipi 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
Pemikiran yang matang adalah pikiran yang tidak mudah tersinggung, tidak mudah marah, dsb. Sebaliknya kita harus memiliki pikiran yang seperti Kristus.
C. Efesus 4:13-14 4:13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
4:14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
*      Tidak mudah diombang-ambingkan.
  Pribadi yang berpegang teguh pada kebenaran, bertumbuh dalam kasih sehingga tidak mudah dipengaruhi dan diombang-ambingkan oleh berbagai angin pengajaran.
    Jika kita sudah memenuhi  ciri-ciri diatas maka Tuhan akan memakai kita untuk memimpin dan melayani (menggembala) minimal dalam keluarga kita.

   Yohanes 21:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."Sesorang yang memimpin dan mengatur kita.

SIAPA orang lain yang dimaksud diatas?
Galatia 5:24-25
5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
5:25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,

   ROH KUDUS, Ia memimpin kita dan biarlah kita mau dipimpin oleh Roh. Roh Kudus memimpin kita pada Kebenaran dan dari kebenaran kita memperoleh KEMERDEKAAN. Sebagai pelayan Tuhan maka kita harus mau dipimpin oleh Roh kudus bukan oleh daging. Roh Kudus memimpin kita pada kebenaran walaupun menurut daging itu sangat tidak enak tapi itulah kehendak Roh yang pasti menuju pada kebenaran (FA) bukan pada kebinasaan. Roh Kudus membawa kita mengerti Firman Pengajaran sehingga saat kita melayani kita tidak mengajarkan yang salah tapi yang benar.
    Jika Kebenaran itu menghasilkan kemerdekaan maka Siapa Kebenaran itu? Firman yang adalah pribadi Yesus, yang memerdekakan kita. Kita dimerdekakan dan menjadi Hamba Kebenaran.
    Setelah itu apa yang Tuhan tuntut dari kita?
Roma 6:17-18,22 6:17 Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu.
6:18 Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.
6:22 Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.
    Jadi Tuhan mau kita menghasilkan buah-buah kebenaran.

    ROH KUDUS, Ia mengendalikan kita. Seperti kita memakaikan kekang pada mulut kuda.
Yakobus 3:2-3,6-8 3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
3:3 Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
3:6 Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.
3:7 Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,
3:8 tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.
    Yang utama kita kekang adalah lidah kita. Karena lidah itu melahirkan kejahatan. Oleh sebab itu biarlah lidah kita hanya mengeluarkan perkataan yang positif bukan yang negatif agar yang terjadi dalam kita adalah hal-hal yang positif.
Efesus 4:23-25, 29, 31 4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
4:31 Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.

   Yohanes 21:18-19 21:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
21:19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."
    Pilihan yang tepat adalah mengikuti apa kata Tuhan yang membawa kita pada keberhasilan dan kesuksesan. Walaupun ada pengalaman salib yang kita hadapi. Amin 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar