Minggu, 09 September 2012

Jubah yang terkoyak


RINGKASAN FIRMAN TUHAN HARI MINGGU, 09 Agt 2012
Hakim-hakim 11:34-35
11:34 Ketika Yefta pulang ke Mizpa ke rumahnya, tampaklah anaknya perempuan keluar menyongsong dia dengan memukul rebana serta menari-nari. Dialah anaknya yang tunggal; selain dari dia tidak ada anaknya laki-laki atau perempuan.
11:35 Demi dilihatnya dia, dikoyakkannyalah bajunya, sambil berkata: "Ah, anakku, engkau membuat hatiku hancur luluh dan engkaulah yang mencelakakan aku; aku telah membuka mulutku bernazar kepada TUHAN, dan tidak dapat aku mundur."
JUBAH YANG TERKOYAK
            Sejarah Jubah pertama yang ditulis dalam Alkitab dibuat oleh Bapa disorga dan dipakai oleh manusia pertama seperti yang tertulis dalam Kejadian 3:20-21 yaitu 3:20 Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
3:21 Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
            Tujuan Bapa disorga memberi jubah tersebut adalah untuk menutupi ketelanjangan atau menutupi dosa manusia. Jadi jubah ini ada berdasarkan kasih Allah, Jubah itu diberikan bagi orang yang dikasihi (Yusuf) jadi Jubah itu sama dengan suatu Pernyataan kasih.
Rm 3:21-26
3:21 Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi,
3:22 yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
3:24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
3:25 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
3:26 Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
            Saat ini yang menutupi ketelanjangan kita atau yang menutupi dosa kita adalah  pribadi Yesus Kristus yang diserahkan Allah Bapa. Sekarang seberapa banyak kita berdosa? Seberapa banyak kita telanjang?
Itu berarti JUBAH KITA TERKOYAK.

            Selain Jubah Yefta yang terkoyak tapi juga hatinya hancur luluh. Ini akibat dari perkataan yang sia-sia (hak 11:35, baca diatas). Suatu perkataan bisa saja dengan mudah diucapkan tapi akan susah untuk menariknya kembali. Jadi hati-hatilah dalam berkata-kata.
            Karena perkataan Yefta maka anaknya yang menjadi korban. Jadi bagi kita sebagai orang tua, kita harus berhati-hati dalam berkata-kata agar anak-anak kita tetap terjaga.

            Keluaran 28:2 Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan. Keluaran 28:32 Lehernya haruslah di tengah-tengahnya; lehernya itu harus mempunyai pinggir sekelilingnya, buatan tukang tenun, seperti leher baju zirah haruslah lehernya itu, supaya jangan koyak.
            Baju/ jubah digunakan untuk melayani jadi tidak boleh koyak (yang tidak boleh koyak ini ada pada bagian dalam) artinya sebagai imam jangan sampai dalam hati kita ada hal-hal yang tidak baik seperti benci, dendam, amarah dll. Jadi sekali lagi hati-hatilah dengan perkataan kita, jangan sampai karena kesalahan kita anak-anak kita yang menjadi korban.
Keluaran 28:43 Harun dan anak-anaknya haruslah memakainya, apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan atau apabila mereka datang ke mezbah untuk menyelenggarakan kebaktian di tempat kudus, supaya mereka jangan membawa kesalahan kepada dirinya, lalu mati. Itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya baginya dan bagi keturunannya."
            Akibat dari jubah yang terkoyak juga adalah KEMATIAN. Intinya dalam melayani maka pastikan jangan sampai kita dalam kesalahan atau kita sedang menyimpan dosa. Jadi jalan keluarnya adalah kita berdoa dan mohon ampun lebih agar sebelum melayani kita lebih dulu disucikan.

            Yefta; dengan perkataan bukan saja anaknya jadi korban tapi dirinya sendiri juga mengalami kerugian. Oleh sebab itu biarlah mulut kita selalu mengeluarkan perkataan yang membangun. Seperti yang tertulis dalam Efesus 4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.

            Hak terkena pada KDE gambaran dari pekerjaan Roh Kudus. Ef 3:30-31 yaitu 4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
4:31 Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Ibr 12:15 Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. Jadi jangan sampai dalam hati kita ada amarah, geram, kepahitan dll. Agar tidak mendukakan Roh Kudus dan agar kita tidak kehilangan kasih karunia Tuhan.

Hakim-hakim 11:36-38
11:36 Tetapi jawabnya kepadanya: "Bapa, jika engkau telah membuka mulutmu bernazar kepada TUHAN, maka perbuatlah kepadaku sesuai dengan nazar yang kauucapkan itu, karena TUHAN telah mengadakan bagimu pembalasan terhadap musuhmu, yakni bani Amon itu."
11:37 Lagi katanya kepada ayahnya: "Hanya izinkanlah aku melakukan hal ini: berilah keluasan kepadaku dua bulan lamanya, supaya aku pergi mengembara ke pegunungan dan menangisi kegadisanku bersama-sama dengan teman-temanku."
11:38 Jawab Yefta: "Pergilah," dan ia membiarkan dia pergi dua bulan lamanya. Maka pergilah gadis itu bersama-sama dengan teman-temannya menangisi kegadisannya di pegunungan.
            Hal pertama yang dilakukan oleh anak perempuan Yefta setelah tahu bahwa ia harus menjadi korban maka ia mohon untuk pergi ke pegunungan. Artinya bagi kita jangan sampai kita sebagai orang tua karena perkataan kita mengakibatkan anak kita keluar dari rumah, keluar dari pengembalaan sehingga yang ada pada mereka hanyalah ratap dan tangisan. Yeftapun membiarkan anaknya pergi; artinya banyak orang tua yang tidak bertanggung jawab terhadap anaknya, yang membiarkan anaknya tetap dalam tangisannya.

Hakim-hakim 11:39-40
11:39 Setelah lewat kedua bulan itu, kembalilah ia kepada ayahnya, dan ayahnya melakukan kepadanya apa yang telah dinazarkannya itu; jadi gadis itu tidak pernah kenal laki-laki. Dan telah menjadi adat di Israel,
11:40 bahwa dari tahun ke tahun anak-anak perempuan orang Israel selama empat hari setahun meratapi anak perempuan Yefta, orang Gilead itu.
            Seluruh anak-anak perempuan di Israelpun turut dalam tangisannya. Jadi perkataan Yefta bukan saja berakibat tangisan bagi anaknya tapi juga bagi seluruh bangsa. Artinya jangan sampai kita yang berkata-kata dengan seenaknya tapi orang lain yang menangis karena perkataan kita.
            Dan juga ratapan dan tangisan berubah menjadi suatu budaya, tradisi, adat. Jangan sampai digereja tangisan kita hanya berupa budaya, tradisi artinya kita menangis hanya kerena terenyuh saat melihat orang sedang menangis, biarlah kita menangis karena kita menyadari kesalahan atau karena menyadari kasih Tuhan bagi kita.

Kesimpulannya: Tuhan mau kita menjaga jubah kita agar tidak terkoyak dengan jalan kita harus saling mengampuni, jangan lagi ada dendam, amarah, akar pahit, benci, iri tapi biarlah hati kita bersih dihadapan Tuhan, Amin.

                                            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar